Bisnis.com, JAKARTA – Eksportir Unggas PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk. (SIPD) menargetkan peningkatan pendapatan pada tahun 2024 sebesar 12% menjadi Rp 6,8 triliun seiring dengan banyaknya rencana ekspansi.

Sungkono Sadikin, Presiden SIPD, mengatakan pada tahun 2024 mitra usaha perseroan akan melihat hasil yang baik dengan berbagai sumber dukungan. Untuk mengatasi tantangan dan mewujudkan peluang kelangsungan usaha, SIPD telah merancang rencana pengembangan merek yang memungkinkannya menjangkau pasar yang lebih luas melalui upaya pemasaran yang kuat.

Selain itu, industri makanan hewan terus meningkatkan kepercayaan terhadap perdagangan. Manajemen risiko yang lebih baik akan menjadi hal yang penting, yang mana SIPD akan berusaha untuk berhati-hati, namun akan selalu berkomitmen untuk mencapai pertumbuhan bisnis.

Untuk mengantisipasi kondisi perekonomian yang kurang menguntungkan, perusahaan berencana memperluas jaringan distribusinya hingga ke wilayah di luar kota-kota besar. Dengan mendorong operasional yang lebih ramping, SIPD berharap dapat mengelola bisnisnya dengan lebih baik

“Secara umum manajemen optimis terhadap prospek perusahaan ke depan, apalagi dengan rencana pengembangan hilir yang dirancang untuk meningkatkan pangsa pasar melalui penguatan pemasaran, media komunikasi, rambu-rambu, dan rambu-rambu kerja umum. Pada tahun 2024 meningkat sebesar 12%,” jelasnya di depan Publik. Pameran, Selasa (25/6/2024).

Kinerja SIPD pada tahun 2023 menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, pendapatan lebih stabil, mencapai Rp6,09 triliun pada 2023 dari Rp6,05 triliun pada tahun lalu.

Proses produksi tersebut mampu menekan harga pokok penjualan sebesar 0,85% dan mendorong pendapatan tumbuh sebesar 19,03%. Laba kotor tahun 2023 sebesar Rp572,80 miliar dari tahun 2022 sebesar Rp481,23 miliar.

Dalam menjaga tingkat keuangan, SIPD mengupayakan perbaikan internal, seperti kebijakan perbaikan efisiensi margin yang tidak hanya fokus pada kinerja operasional, namun lebih pada perbaikan internal dan dengan upaya melanjutkan protes, penyediaan produksi DOC atau pembelian ayam hidup. tinggi.

Perseroan juga telah melakukan penyertaan modal baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu II (PMHMETD II) sebesar Rp499,99 miliar untuk memperkuat rencana bisnis sekaligus mendukung ekspansi Anak Perusahaan untuk kelangsungan usaha jangka panjang.

Menurut Sungkono Sadikin, industri perunggasan menghadapi tantangan berat pada tahun 2023, meski perekonomian menunjukkan tanda-tanda perbaikan, namun industri perunggasan menghadapi ketidakpastian bagaimana menghadapi hasil pasar akibat distribusi kuantitas ayam.

“Faktor eksternal seperti fluktuasi harga komoditas mendorong keberlanjutan. Hal ini diperburuk dengan kenaikan harga bahan baku seperti jagung dan kedelai yang merupakan faktor penting dalam peternakan,” ujarnya.

Selain tantangan ekonomi, SIPD juga dihadapkan pada tantangan lingkungan dan ekonomi yang signifikan. Penerapan peraturan nasional yang ketat seringkali tidak sesuai dengan kondisi lapangan, sehingga bergantung pada supply dan demand.

Hal ini menuntut perusahaan untuk lebih memperhatikan menjaga kualitas produk dan layanan, serta menjaga hubungan baik dengan masyarakat setempat. 

Simak berita dan artikel di Google News dan WA Channel