Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. .

Toto Prosetio, Direktur Teknologi dan Operasional BNI, mengatakan belanja TI BNI memang meningkat dibandingkan tahun lalu karena saat ini BNI sedang mengalami perubahan besar.

Bahkan, kata dia, setelah meluncurkan platform transaksi perbankan Wonder App untuk segmen ritel, pihaknya ke depan akan membuat portal layanan digital grosir.

“Jadi sekarang kita sedang bersiap, akan segera kita mulai. “Jadi kami membuat portal yang merupakan platform Wholesale Digital Banking,” ujarnya kepada wartawan usai kejutan pembukaan BNI, Jumat (5/06/2024).

Di masa depan, platform ini akan menjadi penyatuan berbagai saluran perdagangan grosir, mulai dari pengelolaan kas, pembiayaan perdagangan, rantai pasokan hingga valas.

Selain itu, pihaknya juga sedang melakukan pemutakhiran pada bagian sistem pengelolaan perkreditan terkait penilaian risiko peminjam (rewriting) untuk segmen ritel dan grosir.

“Apa tujuan dari proses ini? “Kedepannya, profil kredit kami akan lebih baik dibandingkan saat ini karena seluruh transaksi terpusat melalui penghitungan skor, pendidikan, atau arus kas.”

Selain itu, sekitar 10%-15% pengeluaran TI didedikasikan untuk meningkatkan keamanan sistem. Hal ini dilakukan untuk mencegah risiko insiden keamanan yang mempengaruhi operasional perbankan.

“Saya selalu mengatakan bahwa ini akan menjadi dasar masa depan. “Makanya pengembangan keamanan di BNI juga penting, sangat besar.”

Toto sebelumnya menjelaskan, super program terbaru BNI ini mengambil pendekatan komprehensif dalam pengamanan sistem, menerapkan keamanan berlapis untuk menciptakan kejutan.

“Lapisan teratas adalah mendidik pelanggan untuk menggunakan atau melindungi kata sandi mereka dengan hati-hati untuk menghindari rekayasa sosial.”

Level selanjutnya adalah kontrol aplikasi. BNI melakukan pemantauan terhadap aplikasi untuk memastikan setiap aplikasi yang digunakan memenuhi standar keamanan yang telah ditetapkan.

Tingkat ketiga melibatkan penggunaan teknologi keamanan, yang mencakup penggunaan kecerdasan buatan (AI) terkait pendeteksian vitalitas. BNI kemudian mengadopsi otentikasi multi-faktor (MFA).

“Enkripsi data dan semua faktor keamanan yang terkait dengan server, termasuk hanya cadangan, tidak boleh diakses oleh siapa pun,” kata Toto.

Terakhir, level paling bawah, BNI telah membangun sistem anti-fraud, jika terdeteksi anomali maka transaksi akan ditolak.

“Jadi inilah manfaat yang kami gunakan untuk memberikan keamanan BNI yang lebih baik dibandingkan Wonder.” 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA