Bisnis.com, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destri Damayanti sepakat tak khawatir dengan tren inflasi Mei-Agustus 2024 atau empat bulan berturut-turut.

Pak Mulyani berpendapat bahwa inflasi yang terjadi belakangan ini telah menyebabkan koreksi pada jatuhnya harga pangan. Jadi tidak ada yang perlu ditakutkan.

“Kalau inflasi dari harga pangan, pemerintah memang berupaya untuk meredamnya, apalagi saat itu inflasi dari unsur harga pangan sangat tinggi, terutama karena beras, lalu El Nino. Jadi kalau koreksinya dari pangan harga, ini akan menjadi tren positif.” kata Pak Mulyani, Senin (2/9/2029) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat.

Dan, lanjutnya, inflasi inti tetap positif. Ia pun meyakini penurunan daya beli masyarakat tidak akan terjadi meski hal tersebut masih bisa diperkirakan.

Namun, kami akan tetap waspada, pungkas bendahara negara itu.

Senada dengan itu, Destry berpendapat bahwa inflasi yang terus terjadi selama empat bulan terakhir bukanlah sebuah peringatan yang tidak berbahaya. Menurut dia, inflasi bukan disebabkan turunnya daya beli masyarakat.

Dia menjelaskan, inflasi tersebut disebabkan oleh keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan harga pangan setelah inflasi yang relatif tinggi pada awal tahun 2024.

“Ini soal pangan [bukan penurunan daya beli masyarakat], pangan yang inflasinya besar,” kata Destry usai rapat dengan Komite IV DPD RI, Senin (2/9/2024) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat. ).

Sebelumnya, laju inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus 2024 selama empat bulan terakhir mengalami penurunan akibat inflasi selama empat bulan berturut-turut.

Inflasi akan sebesar 0,03% secara bulanan (m/m/MtM) pada Agustus 2024, jelas Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudgy Imartini. Inflasi tersebut sejalan dengan penurunan IHK dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 106,06 pada Agustus 2024. 

Terbatasnya konsumsi ini berdampak pada permintaan barang non-makanan, kata Pudge. Alhasil, BPS memperkirakan inflasi sebesar 0,03% (MtM) pada Agustus 2024. 

Untuk menjaga daya beli khususnya konsumsi makanan, rumah tangga ditengarai akan tetap berpegang pada konsumsi non makanan yang terlihat dari menurunnya permintaan konsumsi non makanan,” kata Pudge dalam konferensi pers, Senin (9 Februari 2024). ). 

Ia menjelaskan, fenomena inflasi dalam empat bulan terakhir lebih terlihat dari sisi penawaran atau supply. Panen beberapa produk pangan dan hortikultura seperti buah-buahan kecil yang saat ini memasuki masa puncak panen, serta turunnya biaya produksi berhasil menurunkan harga komoditas telur ayam segar dan daging ayam segar. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel