Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas diperkirakan akan naik hingga hampir $2.500 per ounce.

Harga emas naik hampir 15% tahun ini dalam serangkaian rekor kenaikan, Bloomberg melaporkan pada Minggu (12/5/2024). Serangkaian faktor seperti pembelian bank sentral dan risiko geopolitik di Timur Tengah telah meningkatkan permintaan terhadap aset-aset safe-haven dan meningkatkan kilau logam mulia.

Selain itu, permintaan dari investor Tiongkok juga menjadi pendorong harga emas. Dengan kondisi perekonomian yang buruk, minat investor terhadap negara-negara panda semakin meningkat.

“Permintaan yang kuat dari Tiongkok berarti harga emas akan naik lebih lanjut,” tulis ANZ Banking Group Holdings Ltd. Catatannya dilansir Bloomberg, Minggu (12/5/2024).

Sementara itu, ANZ Banking Group memperkirakan harga emas akan naik menjadi sekitar $2.500 per ounce pada akhir tahun 2024.

Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, harga emas di pasar spot naik 1% menjadi $2,369,49 per ounce. Sementara itu, emas berjangka AS untuk pengiriman Juni berakhir naik 1,5% pada $2,375.00 per ounce.

Harga emas juga naik lebih dari 1% pada hari Kamis (5 September) setelah data menunjukkan bahwa permohonan mingguan untuk tunjangan pengangguran negara meningkat lebih dari yang diharapkan.

Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, mengatakan lonjakan pembelian emas terutama didorong oleh faktor teknis, namun didukung oleh data ketenagakerjaan minggu lalu dan data klaim pengangguran awal pada hari Kamis.

Strebull menambahkan: “Kekhawatiran mengenai situasi ketenagakerjaan seringkali menjadi hambatan pertama pada perekonomian dan mungkin mendorong Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya.”

Pasar keuangan memperkirakan The Fed akan memulai siklus pengurangan (tapering) pada bulan September.

Suku bunga yang lebih rendah umumnya meningkatkan daya tarik emas batangan karena tidak memiliki bunga.

Investor saat ini fokus pada data Indeks Harga Produsen dan Indeks Harga Konsumen AS minggu depan, yang keduanya dapat berdampak signifikan pada harga emas dan perak.

Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco, mengatakan, “Jika kita mendapatkan data inflasi yang hangat minggu depan, bahkan data inflasi yang hangat, itu akan menghilangkan gagasan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada awal September.”

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel