Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjelaskan kebijakan Panitia Pemantau Khusus Lelang Telepon Penuh (PPK FCA) yang membiarkan saham Rp 50 atau gocap tetap mengambang.

Inarno Djajadi, Chief Capital Markets Officer Instrumen Derivatif Keuangan dan Regulator Pertukaran Karbon OJK mengatakan, saham FCA PPK yang awalnya stagnan di Rp 50 per saham, kini diperdagangkan dengan harga lebih wajar dan saham gocap tetap likuid.

Lebih lanjut dia menjelaskan, PPK FCA telah aktif dikaji sejak tahun 2019 dan penerapannya dilakukan dalam dua tahap. PPK tahap pertama akan berlangsung pada 12 Juni 2023, dengan mekanisme lelang perdagangan berkelanjutan. Harganya minimal Rp 50 per saham.

Kemudian, lelang telepon penuh PPK Tahap 2 akan dilaksanakan pada 25 Maret 2024 dan akan membuat harga saham menjadi Rp 1 per saham. “Jadi sebenarnya harga pembukaannya di bawah Rp 50 per saham. Direvisi ke harga yang lebih wajar,” ujarnya.

Menurut dia, OJK mengikuti bursa Amerika. (New York Stock Exchange/NYSE) untuk praktik terbaik dalam memperdagangkan saham penny.

Inarno mengatakan, pihaknya sudah lama mengkaji isu revisi harga saham minimum. Apalagi saham-saham yang dihargai 50 rupiah disebut juga saham gocap, namun pada dasarnya saham-saham tersebut masih cukup bagus kedepannya.

“Review ini berlangsung dari tahun 2012 hingga 2018 dan mencakup kajian terhadap penny stock. Kami melihat bagaimana penny stock muncul dalam best practice,” kata Inarno dalam konferensi pers bulanan RDK, Senin (6/10/2024).

Sementara itu, dalam kurun waktu sembilan bulan sejak 12 Juni 2023 hingga 25 Maret 2024, OJK mengaku telah melakukan beberapa kali diskusi dengan pemangku kepentingan, asosiasi, dan pengguna polis asuransi pensiun sebelum resmi menerapkan PPK FCA. Namun, FCA kini mendapat protes keras dari investor. Bahkan menyerukan mogok transaksi saham.

“Kami mengajak Anda untuk menghentikan segala jenis transaksi. Kami menyadari terkadang sosialisasi 9 bulan saja tidak cukup. Kita perlu terus melakukan sosialisasi dengan FCA PPK, saham yang tertahan di R50 dan tidak bisa dijual. Bertahun-tahun Transaksi adalah sekarang bisa, pungkas Inarno.

Menurut Investopedia, Kongres AS meloloskan Undang-Undang Reformasi Penny Stock pada tahun 1990 sebagai bagian dari undang-undang sekuritas yang berupaya menindak penipuan dalam apa yang disebut penny stock.

Sedangkan saham Perseroan dapat disebut saham penny. Ketika harga perdagangan di bawah $5 per saham, saham penny biasanya diperdagangkan melalui pasar over-the-counter (OTC), yang merupakan jaringan pialang-dealer.

Namun dalam laporan Penny Stock Reform Act AS. Komite Energi dan Perdagangan DPR mengidentifikasi dua faktor utama yang mendorong peningkatan penipuan uang. Pertama, minimnya informasi masyarakat mengenai saham-saham tersebut memudahkan terjadinya manipulasi harga.

Kedua, kehadiran promotor dan individu lain dalam jumlah besar. Ini melibatkan penerbit dan pialang saham penny yang berulang kali melanggar undang-undang sekuritas. dinyatakan bersalah atau mempunyai hubungan dengan kelompok kriminal

Sementara di Indonesia, hingga Senin (10/6), Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan sedikitnya 230 saham yang termasuk dalam FCA PPK terbaru PT Barito Renewables Energy Tbk, emiten Prajogo Pangestu (BREN). menjadi FCA PPK pada 29 Mei 2024, dan saham perseroan turun 34,32% menjadi Rp 6.650 per saham.

Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meninggalkan level 7.000 dan menetap di level 6.921,54 pada Senin (10/6). IHSG terpaku di level 4,83%.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan apa pun. sebagai akibat dari keputusan investasi kepada pembaca

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.