Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan bawang putih impor lesu dan masyarakat dirugikan karena tingginya harga.
Wakil Juru Bicara Presiden Ketiga (KSP) Edi Priyono mengatakan, harga rata-rata bawang putih nasional saat ini Rp 43.350 per kilogram, masih lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata tahun 2023 sebesar Rp 38.200 per kilogram.
Saat ini selisih harga bawang putih antar daerah tercatat sebesar 14,27%. CSP mencatat, harga bawang putih tertinggi terjadi di Maluku Utara yang mencapai Rp62.500 per kilogram, sedangkan harga terendah terjadi di Jawa Timur yang mencapai Rp34.250 per kilogram.
Eddy menegaskan, harga bawang putih tahun ini cenderung menguat karena penjualan impor yang melambat. Dia mengatakan, masih banyak importir pemegang Izin Impor (PI) yang belum merealisasikan volume impor bawang putih secara maksimal.
Impor yang lambat menyebabkan masyarakat merugi karena harga bawang putih naik, katanya.
Oleh karena itu, ia meminta Kementerian Perdagangan segera menerbitkan seluruh izin impor sesuai dengan kuota impor yang ditetapkan pada tahun ini. Selain itu, Bapanas dan Kementerian Perdagangan juga diminta menerbitkan aturan terkait sanksi bagi oknum importir pemegang PI yang kurang memahami impornya.
“Kita tahu bahwa kita bergantung pada impor, dan kita tidak ingin kuota impor dan IP yang diberikan kepada pengusaha tidak dimanfaatkan dengan baik sehingga berdampak pada masyarakat yang harus menanggung mahalnya harga bawang putih,” kata Eddy. Hal itu disampaikan dalam Rakorda Pengendalian Inflasi pada Senin (8/7/2024).
Sementara itu, Direktur Komoditi Esensial dan Esensial Departemen Administrasi Umum Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Bambang Wisnubroto mengatakan, jumlah unit yang dilepas sebelum 5 Juli 2024 mencapai 349.290 ton atau 54,15% dari impor tahun 2024. 645.025 ton.
Dari unit yang dilepas, realisasi impor tercatat sebanyak 224.745 ton, naik 7,62% dibandingkan pekan lalu. Persentase penjualan impor dibandingkan distribusi impor masih sebesar 64,63%.
Dia mengatakan, rencana pemberian sanksi sudah dipertimbangkan oleh Kementerian Perdagangan. Menteri Perdagangan Zulkifli Hassan juga sudah memberi isyarat akan memberikan ultimatum tegas kepada importir pangan yang tidak melakukan impor sebagaimana mestinya, ujarnya.
Tentu saja nanti dianggap dibekukan atau masuk daftar hitam, kata Bambang.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.