Bisnis.com, JAKARTA – PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) alias Grand Batang City resmi terpilih menjadi salah satu fasilitas manufaktur perusahaan komponen panel surya Amerika Serikat (AS) SEG Solar dengan investasi nilai hingga $500 juta lebih dari 5 tahun yang lalu.

Direktur Utama Batang Ngurah Wirawan mengumumkan perjanjian Perjanjian Pemanfaatan Lahan Industri (PPTI) SEG Solar seluas 40 hektare diharapkan menjadi pusat produksi fotovoltaik (PV) terbesar di Asia Tenggara di Jawa Tengah.

“Investasi ini cukup besar, tapi kita tidak hanya melihat luasnya saja, tapi juga tidak ada pabrik khusus di sini yang solar wafernya dipecah menjadi sel surya untuk kemudian dikemas menjadi modul surya. Jadi ini sesuatu yang luar biasa.” “Ini kesempatan bagi kami,” ujarnya kepada media yang hadir dalam acara tersebut. Penandatanganan di Kastil Danareksa pada Rabu (15 Mei 2024).

Ngurah menekankan, secara umum tidak mudah meyakinkan investor besar dari industri teknologi tinggi untuk berinvestasi di Indonesia. Untuk itu, KITB juga melakukan upaya khusus untuk mendorong kemajuan pembangunan fasilitas guna meningkatkan kepercayaan calon investor.

Misalnya, proses negosiasi dan komitmen pertama dengan SEG Solar sebenarnya sudah selesai tahun lalu. Namun SEG Solar ingin memastikan KITB bagian dari ekosistem industri terpenuhi tepat waktu.

“Mereka tidak ingin diabaikan. Pada Juni 2023 mereka mengatakan jika fasilitas air dan pengelolaan air tidak diperlukan maka mereka tidak akan masuk. Setelah kami mengirimkan fotonya, semuanya membuktikan bahwa foto tersebut asli. di lapangan, dan sekarang mereka ingin menandatangani kontrak.

Saat ini fasilitas akses KITB tol Semarang-Jakarta dan Jalan Raya Pantura 100 telah selesai dibangun. Terdapat 53 km jalan industri di kawasan tersebut. KITB juga menyelesaikan dua fasilitas penampungan air di bagian barat dan timur dengan fasilitas pengolahan air, pembuangan limbah, dan pembuangan limbah. 

“Penyambungan pipa gas PGN, jaringan listrik, jalan akses termasuk plaza tol juga akan dipasang bulan depan. Kami sedang mempersiapkan rencana untuk mempertahankan akses ekspor dari Tanjung Emas, Semarang, sementara pembangunan gedung akses terminal serbaguna kami sedang berjalan,” tambahnya.

Selain itu, menurutnya, kepercayaan investor juga diperkuat dengan terciptanya stabilitas politik di daerah, dukungan regulasi terhadap perekrutan pegawai KTIB, dan kemauan KITB menjadi basis industri yang ramah lingkungan.

Pendiri dan COO SEG Solar, Jun Zhuge, yang juga hadir, menegaskan bahwa Pusat Kota Batang Raya akan memenuhi harapan para pihak bahwa produk panel surya di pasar AS, Eropa, dan Indonesia dapat terurai secara global dan ramah lingkungan untuk mendukung transisi global Menjadi ramah lingkungan itu lebih mudah. Energi rendah karbon.

“Pekerjaan kami di sini selama lima tahun ke depan diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja bagi 3.000 pekerja lokal Indonesia. “Kami juga ingin bekerja sama dengan industri lokal untuk menjadikan pabrik kami di sini yang terbesar di Asia Tenggara,” ujarnya.

Nantinya, pembangunan pabrik PLTS SEG di Grand Batang City diharapkan dapat dimulai pada tahun ini dan selesai pada kuartal II-2025. SEG Solar sendiri merupakan salah satu tenant pertama di kawasan Grand Batang City Tahap II yang memiliki total luas lahan 400 hektar. Selain itu, ada Wanxinda Green Road Industry (China) seluas 40,35 hektare, Wanxinda Batang Industry Land (China) seluas 57,92 hektare, dan Xiang Jiang Indonesia (China) seluas 9,24 hektare.

Sedangkan Grand Batang City total menarik dana sekitar Rp 12 triliun dalam tiga tahun terakhir. Sebelumnya, lahan Tahap I seluas 450 hektare ditempati total 13 tenant PMA dan PMDN yang sebagian akan mulai beroperasi akhir tahun ini.

Secara spesifik, kepemilikan PMA pada fase ini antara lain KCC Glass Indonesia (Korea Selatan) 46 ha, Yih Quan Footwear (Taiwan) 16,4 ha, Wavin Vestibulum Indonesia (Belanda) 20 ha, Cosmos Ink (Korea Selatan) 1,4 ha dan Window Shutters Indonesia ( Inggris) 2,08 hektar.

Sedangkan PMDN Tahap I meliputi Samator Indo Gas 2,8 ha, Unipack Plasindo 2,96 ha, Acindo Medika Sejahtera 3,1 ha, Jayamas Medica Industri 4,13 ha, Rumah Keramik Indonesia 13,8 ha, Interskala Medika Group 1,7 ha, dan Tawada Curis 1,9 ha , acara penandatanganan ini juga melibatkan sejumlah first retail tenant dan pedagang di Gedung Administrasi Kota Besar Batang yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) serta perusahaan kuliner yang terdaftar di Locarasa oleh PT Mlapamlapi Berkah Samiyan.

Nantinya akan dibangun ruang komersial di Gedung Pengelola Kota Batang Raya yang akan menjadi tower enam lantai dan selesai pada kuartal III 2024. Menawarkan solusi khusus untuk berbagai kebutuhan bisnis seperti keuangan, ritel, F&B serta ruang kantor dan ruang pertemuan.

Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan WA Channel