Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Saham Gabungan (IHSG) pada awal perdagangan sempat datar namun bergerak ke zona merah pada Rabu (4 September 2024). Saham-saham besar seperti BBRI, BBCA, ADRO dan TLKM pun ikut anjlok ke zona merah.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG dibuka pada level 7.616,52 pada pukul 09.00 WIB. IHSG kemudian turun hingga ke 7.548,98 sesaat setelah pembukaan.

Tercatat 70 saham menguat, 211 saham melemah, dan 227 saham bergerak tidak pada tempatnya. Kapitalisasi pasar IHSG terpantau turun hingga Rp 12,899 triliun.

Saham-saham besar seperti BBRI terpantau ambles 0,97% di Rp 5.125 pada pembukaan perdagangan pagi ini. Selain BBRI, saham BBCA juga turun 0,49% menjadi Rp 10.125 hari ini.

ADRO pun turun 2,78% ke Rp3.500, TLKM turun 1,30% ke Rp3.040, dan ASII terus turun 1,95%.

Sementara saham-saham besar lainnya juga mengalami penurunan, seperti BBNI turun 1,40%, BRPT turun 1,81%, dan MEDC turun 3,98% di zona merah.

Tim riset CGS International Sekuritas Indonesia menjelaskan, penurunan tajam indeks Wall Street dan anjloknya sebagian besar harga komoditas diperkirakan mencerminkan sentimen negatif terhadap indeks harga saham secara keseluruhan.

IHSG diperkirakan akan turun lebih lanjut dengan support di 7.530-7.445 dan resistance di 7.705-7.790, kata CGS.

Valdy Kurniawan, Kepala Riset Phintraco Sekuritas, menjelaskan sentimen terhadap IHSG juga bertepatan dengan melebarnya defisit perdagangan AS menjadi $78,9 miliar pada Juli 2024 dari $73,1 miliar pada Juni 2024. USD kemungkinan akan naik di tengah ekspektasi suku bunga The Fed pemotongan di FOMC pada 17-18 September 2024.

Sentimen lain yang dapat menguntungkan Indonesia dalam jangka pendek adalah penurunan tajam harga minyak. Kondisi ini diperkirakan akan mempengaruhi nilai impor Indonesia. Kondisi tersebut mampu menopang nilai tukar rupee di kisaran Rp 15.500 per dolar AS.

Ia juga mengatakan bahwa data indeks jasa dari Amerika Serikat, Eropa dan termasuk Tiongkok akan dirilis dalam beberapa hari mendatang. Secara umum, indeks sektor jasa di negara-negara tersebut bergerak berlawanan arah dengan indeks manufaktur.

Untuk informasi dan artikel lebih lanjut, kunjungi Google Berita dan WA Channel