Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian BUMN menjelaskan penyertaan modal negara (PMN) yang selama ini sepenuhnya bergantung pada utang luar negeri, kini bisa dibiayai dari dividen.

Menteri BUMN Erick Thohir berharap perkembangan ini terus berlanjut. “PMN selama ini sangat bergantung pada utang luar negeri, namun saat ini bisa dipastikan akan terus berlanjut jika dividen tersebut bisa membiayai PMN tersebut,” ujarnya saat pengantar rapat kerja Kementerian BUMN dan Kementerian BUMN. Komisi . VI diberikan. di DPR, Rabu (10/7/2024) malam.

Sebagai catatan, Kementerian BUMN mampu membagikan dividen senilai total Rp 279,8 triliun pada periode 2020 hingga 2024, atau lebih banyak Rp 61,91 triliun dibandingkan pembayaran PMN pada periode yang sama.

Sejumlah Fraksi di Komisi VI DPR pun mengucapkan terima kasih kepada Kementerian BUMN.

Ketua Komisi VI DPR Sarmudji saat membuka rapat kerja mengucapkan terima kasih atas kinerja Kementerian BUMN dalam 5 tahun terakhir.

“Ada hal menggembirakan yang bisa kita petik dari kebutuhan PMN saat ini dan 5 tahun terakhir. Jika dulu sebagian besar atau hampir seluruh PMN dibiayai utang luar negeri, kini PMN diajukan dengan mengambil dividen dari BUMN yang mana bila. Kalau dihitung, dividennya terlalu banyak,” ujarnya.

Di sisi lain, Erick mengucapkan terima kasih kepada Komisi VI DPR yang telah mampu mengelola perubahan kondisi tersebut. Keputusan PMN BUMN 2025

Sebagai informasi, rapat kerja antara Kementerian BUMN dan Komisi VI DPR memiliki 3 agenda, yaitu keputusan mengenai PMN 2025, progres pembangunan Holding BUMN Karya, dan pengelolaan dana pensiun.

Sebagai catatan, mantan Menteri BUMN Erick Thohir memperkirakan penyertaan modal negara (PMN) pada badan usaha milik negara akan mencapai Rp 44,24 triliun pada tahun 2025.

Sedangkan tahun 2025 merupakan tahun pertama pemerintahan Prabowo Subianto yang akan dilantik menjadi presiden pada 20 Oktober 2024. Mayoritas dana PMN BUMN direncanakan untuk memenuhi tugas pemerintahan. 

Sekitar 16 BUMN diusulkan menerima PMN tahun depan. Suntikan terbesar ditujukan kepada PT Hutama Karya (Persero) dengan nilai Rp 13,86 triliun. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk melanjutkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) tahap 2 dan 3. 

Posisi selanjutnya adalah PT Asabri (Persero) yang diusulkan mengakuisisi PMN senilai Rp 3,61 triliun pada tahun 2025 untuk memperbaiki struktur permodalan. Lalu ada Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN dengan usulan Rp 3 triliun. 

Berdasarkan kategorinya, PMN mayoritas akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemerintahan dengan komposisi 69% atau Rp30,4 triliun. Sementara pertumbuhan bisnis mencapai 27%, sedangkan restrukturisasi hanya sebesar 4%. 

“Nah ini yang kita dorong, apalagi kalau kita lihat catatannya, 69% usulan PMN itu kontrak pemerintah yakni Rp 30,4 triliun,” kata Erick Thohir dalam rapat kerja Komisi VI di awal tahun. Juni. . 

Di sisi lain, Erick menyebut PMN sebesar Rp 28,2 triliun mengalir ke tiga perusahaan pelat merah yakni Hutama Karya, IFG, dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (BAHASA). 

Rinciannya, Hutama Karya atau HK mendapat suntikan modal pemerintah sebesar Rp 18,6 triliun untuk pembangunan Tol Trans Sumatera. Sedangkan IFG mendapat pendanaan Rp3,6 triliun dari lelang aset Jiwasraya dan WIKA mendapat Rp6 triliun. 

“Kami mendapat dukungan pemerintah, dari tiga BUMN yang mendapat HK Rp18,6 triliun, lalu WIKA Rp6 triliun, dan IFG Rp3,6 triliun,” kata Erick. 

Ia menambahkan, pihaknya saat ini sedang melakukan negosiasi dengan Kementerian Keuangan mengenai PMN terkait Cadangan Investasi APBN 2024 senilai Rp 13,6 triliun. 

BUMN yang diusulkan menerima PMN 2024 dari alokasi pembiayaan cadangan investasi adalah PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar Rp 2 triliun, PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA sebesar Rp 1 triliun, dan HK pada tahun 2024. sebesar Rp 1,6 triliun. 

Selain itu, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni dan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) alias IFG semuanya diusulkan mendapat Rp 3 triliun.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel