Bisnis.com, JAKARTA – Crowdstrike merilis “Pusat Perbaikan dan Bimbingan” baru yang memuat detail pembaruan sistem.  Halaman ini berisi informasi teknis termasuk alasan pemadaman, sistem yang terpengaruh, dan peringatan ancaman malware untuk 8,5 juta perangkat Windows. 

Crowdstrike mengatakan penjahat dunia maya mengeksploitasi situasi ini untuk mendistribusikan malware menggunakan file zip berbahaya yang disebut crowd-hotfix.zip.

Menurut The Verge, Senin (22/2/2024), malware tersebut berisi file zip yang berisi muatan pembajak, dan ketika dijalankan, berisi sisa-sisa.

Malware juga menggunakan bahasa Spanyol. Petunjuk dari file email menunjukkan bahwa serangan tersebut mungkin menargetkan pelanggan yang menyerang kelompok yang berbasis di Amerika Latin (LAT).

“Setelah masalah pembaruan konten, beberapa spelling bee telah dibuat serupa dengan CrowdStrike,” tulis blog tersebut.

CrowdStrike sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa sistem operasi Windows milik Microsoft telah ditangguhkan di beberapa negara karena serangan dunia maya.

Perhatikan bahwa pemadaman Windows disebabkan oleh proses pembaruan perangkat lunak yang dijalankan oleh CrowdStrike. Akibatnya, berbagai layanan di beberapa negara, mulai dari maskapai penerbangan, bank, hingga televisi, lumpuh.

CEO dan CEO CrowdStrike George Curtis mengatakan Jumat (19/7/2024) bahwa perusahaan mengidentifikasi dan mengisolasi pemadaman melalui akun media sosial X (sebelumnya Twitter).

Kurtz seperti dikutip pada Jumat (19/19/2024): “Ini bukan insiden keamanan atau serangan siber. “Masalahnya telah diidentifikasi, diisolasi, dan diselesaikan.”

CrowdStrike juga secara aktif menargetkan pengguna yang terpengaruh oleh pembaruan konten di server Windows, kata Kurtz. Namun, dia menegaskan bahwa server Mac dan Linux tidak terpengaruh.

Perusahaan keamanan siber juga mengarahkan pengguna ke portal dukungannya untuk mendapatkan pembaruan terkini. CrowdStrike juga mengatakan perusahaan akan terus memperbarui website secara menyeluruh dan terus menerus.

Kurtz juga merekomendasikan agar organisasi menghubungi perwakilan CrowdStrike melalui saluran resmi.

“Tim kami dikerahkan sepenuhnya untuk memastikan keamanan dan stabilitas pelanggan CrowdStrike,” ujarnya.

Seperti yang Anda ketahui, sistem operasi Windows mengalami masalah Blue Screen of Death (BSOD) yang sangat besar yang berdampak pada bank, maskapai penerbangan, supermarket, dan kantor pemerintah di seluruh dunia.

Kecelakaan terjadi pada pengguna Windows 10 di seluruh dunia karena pembaruan Crowdstrike, yang membuat komputer terjebak di layar pemulihan, hanya menampilkan layar biru.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel