Bisnis.com, Jakarta – PT Pertamina (Persero) memaparkan dua strategi pertumbuhan perusahaan di tengah tren transisi energi global.

Direktur Utama Pertamina Nike Widyawati mengatakan strategi pertumbuhan inti perseroan adalah melakukan dekarbonisasi bisnis minyak dan gas (OIL).

“Mengapa? Kami ingin terus mendukung ketahanan energi. Oleh karena itu, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 7-8%,” kata Nick pada Indonesia International Sustainable Forum (ISF) 2024, Minggu (9 Agustus 2024). sebagai katalis. “

Nique mengatakan, perseroan telah mengambil beberapa inisiatif untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi energi di proyek Pertamina.

Nick mengatakan bahwa melalui banyak inisiatif ini, perusahaan telah berhasil mengurangi emisi karbon dari operasi penambangan hingga fasilitas pengolahannya.

“Hingga tahun lalu, emisi karbon dioksida telah menurun sebesar 35%. “Dengan pencapaian tersebut, Pertamina kini menjadi perusahaan nomor satu dalam kinerja ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola) di antara perusahaan migas terintegrasi global,” ujarnya.

Nick mengatakan, selain melakukan dekarbonisasi operasi migas, perseroan juga mengembangkan produk rendah karbon. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan cadangan energi panas bumi yang kaya di negara ini.

Dari 28 gigawatt (GW) potensi sumber daya panas bumi, Nike menyebut Indonesia baru memanfaatkan sekitar 10% dari potensi yang ada. Memanfaatkan keahlian yang dimiliki perusahaan, Pertamina akan terus memperluas kemampuan pengembangan panas bumi.

“Kami memerlukan beban dasar untuk meningkatkan penetrasi energi terbarukan yang bersifat intermiten ke dalam sistem kami. Energi panas bumi merupakan pilihan terbaik bagi Indonesia,” kata Nick.

Selain itu, Pertamina juga sedang mengembangkan biofuel. Nick mengatakan pemerintah telah mengeluarkan kebijakan wajib yang mewajibkan penggunaan campuran biodiesel 35% pada solar Pertamina (B35).​

“Berkat pencapaian tersebut, kami mampu mengurangi emisi CO2 sebesar 22,7 juta ton per tahun. Jadi kami akan menambahkan B40 dan B50 ke dalam campuran ini. “Kebijakan energi nasional kita perlu mencapai B60,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.