Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi lintas negara hingga tahun 2024 cukup menjanjikan, meski masih dalam kecepatan yang berbeda dan belum sepenuhnya optimal seperti sebelum pandemi.

Namun, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan masih banyak risiko ketidakpastian yang harus diwaspadai ke depan, termasuk tanda-tanda penurunan aktivitas manufaktur global dan meningkatnya konflik geopolitik regional.

Selain itu, transisi pemerintahan di berbagai negara berpotensi mempengaruhi arah kebijakan perekonomian, serta ekspektasi penurunan suku bunga yang dapat mempengaruhi sentimen investor di pasar keuangan.

“Kinerja perekonomian dalam negeri masih bagus dan perlu terus didorong lebih tinggi,” ujarnya, Rabu (10/02/2024).

Membaiknya kinerja tersebut tercermin pada Indeks Ekspektasi Konsumen yaitu (112,4) yang berada pada wilayah optimis diikuti dengan tren penjualan riil pada wilayah positif sebesar 5,8% (y/y/y) pada Agustus 2024. Sementara itu, kinerja neraca perdagangan membukukan surplus ($2,9 miliar) dan membantu mendukung resistensi eksternal. 

Di sinilah aktivitas perekonomian lintas sektoral dan ekspansi korporasi harus terus didorong lebih tinggi agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan daya beli rumah tangga dan kualitas pertumbuhan ekonomi, tambahnya.

Ia juga menyampaikan beberapa perkembangan positif terkini, yakni kinerja industri perbankan yang terus membaik didukung oleh sektor korporasi. 

Per Agustus 2024, kredit perbankan tumbuh 11,40% (YoY), sedangkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 7,01% (YoY). Sektor korporasi masih memberikan kontribusi pertumbuhan tertinggi baik pada kredit maupun DPK sebesar 14,50% dan 15,14% (YoY).

Kemudian kebutuhan permodalan bank masih sehat. Rasio permodalan industri (KPMM) pada Agustus 2024 sebesar 26,48%. Sementara kondisi likuiditas masih relatif memadai dengan rasio AL/NCD sebesar 112,91% dan AL/DPK sebesar 25,37%.

Selain itu, LPS terus memonitor pergerakan suku bunga simpanan perbankan dalam negeri, baik rupee maupun valas. Saat ini Suku Bunga Simpanan (SBP) terlihat mengalami kenaikan sebesar 17bps menjadi 3,58% dari penetapan TBP periode Mei 2024. Tren tersebut dipengaruhi oleh kondisi likuiditas dan ekspansi kredit yang meningkat pesat. Dampak suku bunga acuan masih relatif terbatas dan memerlukan waktu bagi bank untuk menerimanya. 

Sementara itu, SBP simpanan valas terlihat meningkat sebesar 2bps menjadi 2,14% dari periode penetapan TBP pada Mei 2024. Kondisi likuiditas valas, diperkirakan dari berlanjutnya penurunan suku bunga Fed Funds (Fed) diperkirakan akan mempengaruhi masa depan. arah. Pergerakan mata uang asing SBP.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel