Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah penduduk kelas menengah mengalami tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir yang diiringi dengan perubahan prioritas belanja.

Berdasarkan laporan mingguan perekonomian dan keuangan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan dengan mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), hasil perbandingan 11 kelompok pengeluaran utama di masyarakat menunjukkan bahwa kelas menengah mengalami penurunan pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan, perumahan dan makanan.

Di sisi lain, terjadi peningkatan pengeluaran kelas menengah untuk hiburan, pajak/bea, kendaraan, barang konsumsi, pakaian, barang/jasa lainnya, dan perlengkapan pesta.

Tercatat pula sebanyak 9,4 juta masyarakat kelas menengah yang turun dari kasta menjadi calon kelas menengah atau kelas menengah rentan, kelas menengah, dan rentan miskin selama tahun 2019–2024.

Jika dirinci, terdapat 57,33 juta penduduk kelas menengah pada tahun 2019, dan akan turun menjadi 47,85 juta pada tahun 2024.

Pada periode yang sama, terjadi peningkatan jumlah kelompok penduduk yang terpapar kemiskinan dari 54,97 juta jiwa menjadi 67,69 juta jiwa dan penurunan jumlah kelompok penduduk kelas menengah dari 128,85 juta jiwa menjadi 67,69 juta jiwa.

“Penurunan ini terutama disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa tahun lalu,” tulis BKF dalam laporannya yang dikutip Selasa (3/9/3034).

Berdasarkan laporan perdagangan sebelumnya, Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, kelas menengah Tanah Air tengah menghadapi tekanan, yakni sulitnya naik ke level atas dan rawan masuk dalam kategori calon kelas menengah.

Amalia mengatakan kelas menengah sangat rentan terhadap guncangan ekonomi yang berdampak pada pengeluaran mereka.

“Dia cukup rentan jika terjadi guncangan, bisa saja dia masuk dalam kelompok kelas menengah,” jelasnya.  

Dalam kesempatan lain, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil dan tinggi untuk menopang kelas menengah.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang optimal akan mendorong kelas menengah Indonesia semakin bertumbuh dan membantu menurunkan jumlah calon warga kelas menengah.

“Langkah strategis yang diambil ini tidak hanya untuk menjaga daya beli masyarakat kelas menengah, namun juga mencegah kelas menengah terjerumus ke dalam kelompok rentan serta menjamin pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel