Bisnis.com, JAKARTA — PT BNI Life Insurance atau BNI Life membeberkan strategi yang diterapkan industri asuransi ketika Produk Domestik Bruto (PDB) asuransi dan dana pensiun (dapen) mengalami penurunan sebesar 2,98% dari tahun ke tahun. (yoy) pada triwulan II/2024.
PDB triwulan II tahun 2024 direvisi dari Rp25,65 triliun menjadi Rp24,88 triliun. Penurunan pada periode tersebut lebih besar dibandingkan penurunan pada triwulan II tahun 2021 dan triwulan II tahun 2022 yang masing-masing sebesar 0,09% dan 1,70%.
Pj Direktur Utama BNI Life Neny Asriany mengatakan dalam konteks ini industri asuransi harus terus terus melakukan inovasi pada produk dan layanannya. “Serta terus meningkatkan kualitas dan keterampilan penjual sehingga mampu menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan,” kata Neny dalam Bisnis, Rabu (14/8/2024).
Meski PDB asuransi dan dana pensiun Juni 2024 sudah direvisi serius, Neny melihat industri asuransi masih tumbuh. Hal ini terlihat dari premi asuransi komersial yang berhasil dihimpun sejak Juni 2024 meningkat 8,46% menjadi Rp 165,18 triliun.
Premi asuransi jiwa meningkat 2,29% menjadi nilai Rp87,99 triliun, dan premi asuransi umum dan asuransi tumbuh 16,46% menjadi nilai Rp77,20 triliun, jelasnya.
PDB kontrak Juni 2024 dibarengi dengan penurunan imbal hasil investasi asuransi jiwa. Tahun ini, BNI Life menargetkan hasil investasi sebesar Rp 1,5 triliun.
Sebaliknya, hasil investasi BNI Life setiap bulan Juni 2024 tercatat sebesar Rp 533,28 miliar. Hasil triwulan II ini membaik dibandingkan triwulan I dimana BNI Life mencatatkan hasil investasi sebesar Rp360,98 miliar.
Neny mengatakan, tantangan dalam mencapai tujuan tersebut adalah permasalahan negara yang sedang membara dan ketidakpastian perekonomian global.
Namun kami melihat di tengah ketidakpastian perekonomian global, Indonesia dapat menjadi pilihan investasi yang dapat dipertimbangkan di negara berkembang, ujarnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA