Bisnis.com, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan beberapa bank merevisi target laba tahun ini. Jadi apa alasannya?
Diane Indiana Ray, Direktur Jenderal Pengawasan Perbankan OJK, mengatakan situasi tersebut disebabkan karena suku bunga global masih tinggi dan biaya dana meningkat akibat serbuan dana murah di pasar.
Sementara suku bunga kredit saat ini relatif stabil di tengah kenaikan suku bunga deposito, ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (8/12/2024).
Meski begitu, Diane mengatakan, sesuai revisi rencana bisnis bank (RBB), margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank pada akhir tahun 2024 diperkirakan masih relatif stabil dibandingkan NIM Semester I/2024.
Menurut dia, hal tersebut tercermin dari pencapaian profitabilitas bank pada Juni 2024 yang lebih baik dibandingkan perkiraan awal tahun.
“Dengan perkiraan penyaluran kredit perbankan pada tahun 2024 masih tinggi dengan hasil double digit, maka pertumbuhan kinerja perbankan diperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun 2024, meskipun mungkin tidak sebesar tahun lalu,” kata Dean.
Berdasarkan catatan Bisnis, rasio margin bunga bersih (NIM) turun menjadi 4,57% pada Juni 2024, naik tipis dibandingkan Mei 2024 yang menjadi 4,56%. Sedangkan secara tahunan, hasilnya menurun pada Juni 2024, sedangkan pada Juni tahun lalu sebesar 4,8%.
Seperti diketahui, NIM menjelaskan seberapa efisien suatu lembaga keuangan menghasilkan keuntungan dari selisih antara pendapatan bunga yang diperoleh dan beban bunga yang dibayarkan. Semakin tinggi angka NIM maka semakin tinggi pula potensi keuntungan bank dari dana yang disalurkan.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirzwatmodjo mengatakan pertumbuhan kinerja Himbara melambat, termasuk laba di tengah tingginya suku bunga. “Kita hati-hati. Ya pokoknya kita konservatif dan hati-hati,” ujarnya, Selasa (30/7/2024).
Berdasarkan statistik perbankan Indonesia yang diterbitkan OJK, perbankan umum mencatatkan laba sebesar Rp 101,47 triliun pada Mei 2024.
Angka tersebut meningkat sebesar Rp2,8 triliun dibandingkan April 2024, meningkat 2,84 persen year-on-year dibandingkan Rp98,67 triliun pada Mei 2023.
Jika dirinci, laba Bank Persero pada Mei 2024 mencapai Rp51,32 triliun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp40,78 triliun, dan meningkat 6,38% year-on-year dibandingkan tahun lalu sebesar Rp48,24 triliun.
Namun laba Grup BPD pada Mei 2024 hanya mencapai Rp5,38 triliun, turun dari bulan sebelumnya Rp4,09 triliun, namun turun 5,99% year-on-year dari Rp5,72 triliun pada tahun lalu.
Bank Swasta Nasional juga mencatatkan kenaikan laba bulanan sebesar Rp8,9 triliun, namun secara tahunan turun 1,94 persen year-on-year menjadi Rp39,53 triliun.
Di sisi lain, Cabang Bank Luar Negeri (KCBLN) mencatatkan laba sebesar Rp6.000 miliar pada bulan Mei dibandingkan Rp4.640 miliar pada April 2024, serta meningkat 16,08% year-on-year dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp5,18. triliun.
Sementara itu, pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran Arianto Muditomo mengatakan dinamika kinerja perbankan sendiri tidak lepas dari pasar uang, inflasi, dan nilai tukar.
Ia mengatakan hingga pertengahan tahun ini, situasi perekonomian Indonesia secara keseluruhan masih menghadapi tantangan yang disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor eksternal, makroekonomi, dan global.
“Di sisi lain, secara internal bank juga harus fokus pada kualitas asetnya, potensi pertumbuhannya, dan likuiditas yang diperlukan untuk membiayai operasional atau operasionalnya, sehingga mampu mengantisipasi segala dinamika yang dihadapi,” ujarnya kepada Bisnis. . Rabu (31/7/2024).
Ke depan, terkait proyeksi kinerja sektor perbankan, Arianto memperkirakan akan bergantung pada stabilitas global dan kepastian nasional seiring pergantian kepemimpinan negara.
Menurut dia, jika pemerintahan baru bisa menjaga kepercayaan masyarakat dan investor, maka perekonomian akan membaik dan aliran dana ke dalam negeri semakin besar, yang pada akhirnya mendorong penurunan suku bunga acuan.
Situasi ini akan membuat pertumbuhan semester kedua lebih tinggi dibandingkan semester pertama, kata Arianto.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel