Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN tengah memikirkan penciptaan ekosistem energi baru terbarukan (EBT) seiring dengan rencana pensiun dini sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Pulau Jawa.
PLN Heryawan, wakil presiden eksekutif manajemen risiko strategis, peraturan dan kebijakan, mengatakan perusahaan sedang mengkaji tindakan mitigasi jika beberapa PLTU Jawa harus ditutup sebelum masa kontrak.
Heryawan mencontohkan, salah satu proyek PLTU pensiun dini yang akan menjadi pilot program adalah PLTU Cirebon-1 di Jawa Barat pada Desember 2035.
“Tentu tidak mudah untuk menyiapkan penggantinya, ekosistem juga perlu dipersiapkan dari sisi transmisi, distribusi, jaringan [power grid] juga perlu dibangun khusus, bagaimana bisa menjadi green electric,” kata Heryawan. di Bisnis kata. Pertemuan Indonesia Midyear Challenges (BIMC) 2024 di Jakarta, Senin (29/07/2024).
Heryawan mengatakan, pusat pengumpulan listrik di Pulau Jawa ke depan akan sejalan dengan upaya pengurangan pasokan listrik berbahan bakar batu bara. Sedangkan sumber listrik bersih akan diambil dari transmisi raksasa di Sumatera dan Kalimantan.
“Peta jalan proyek net zero saat ini sedang dikembangkan dan dipresentasikan kepada kementerian terkait mengenai RUPTL [rencana usaha penyediaan listrik] dan perubahannya menuju energi terbarukan,” ujarnya.
Di sisi lain, PLN memilih skenario moderat, yakni mengurangi faktor kapasitas (CF) pembangkit listrik berbahan bakar batubara atau menghentikan penggunaan batubara secara bertahap dibandingkan memensiunkan pembangkit listrik secara dini, untuk mencapai tujuan nol emisi karbon.
Program ini disajikan dalam dolar berdasarkan skenario Percepatan Fase Penurunan Energi Terbarukan (ACCEL RE Coal Phase Down), dengan perkiraan tambahan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) akan mencapai 62 GW atau 75% dari kapasitas pembangkit terpasang pada tahun 2040.
Sementara itu, pembangkit berbahan bakar gas akan mengambil alih 25% kapasitas pembangkitan negara berdasarkan revisi rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) pada tahun 2040.
Seperti diketahui, ADB bersama PT Cirebon Electric Power (CEP) dan Otoritas Investasi Indonesia (INA) telah menyepakati penghentian dini PLTU Cirebon-1 di Jawa Barat pada Desember 2035.
“Kami sedang menyelesaikan paket pensiun dini untuk pembangkit listrik tenaga batu bara berkapasitas 660 megawatt, yang akan menjadi proyek percontohan kami,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam sesi bisnis Dewan Gubernur Pembangunan Asia. Bank (ADB) di Tbilisi, Georgia, Minggu (5/5/2024).
PLTU Cirebon berkapasitas 660 MW akan pensiun 7 tahun lebih awal dari perkiraan, pada Juli 2042. Sementara itu, transaksi diharapkan selesai pada paruh pertama tahun 2024.
Hal ini berdasarkan hasil diskusi dengan pemilik pembangkit dan pemerintah Indonesia dalam program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB.
ETM adalah pembiayaan campuran yang bertujuan untuk mempercepat transisi dari energi fosil ke energi ramah lingkungan yang dilakukan oleh ADB bersama pemerintah, investor swasta, pegiat filantropis, dan investor jangka panjang.
Struktur kesepakatan akhir juga akan menentukan besaran pembiayaan, namun diperkirakan berjumlah sekitar $250-300 juta.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel