Bisnis.com, JAKARTA – PT Hyundai Motors Indonesia atau HMID menilai lambatnya penjualan mobil pada April 2024 disebabkan oleh banyak faktor eksternal seperti Pemilu 2024, makro ekonomi.

Berdasarkan data Gabungan Industri Mobil Indonesia atau Gaikindo, penjualan grosir Hyundai mencapai 8.728 unit pada Januari-April 2024, turun 31,12% dari 12.672 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Saat ini Hyundai menempati peringkat keenam sebagai merek terlaris dengan pangsa pasar sekitar 3,3% dari total penjualan domestik.

Sedangkan dari sisi penjualan, Hyundai berada di peringkat ketujuh dengan penjualan 8.526 unit dengan pangsa pasar 2,9%.

Sedangkan penjualan grosir pada April 2024 saja yang mencapai 1.485 unit, turun 33,7% dari 2.241 unit dibandingkan April 2023. Penurunan signifikan terjadi pada April 2024 pada penjualan eceran yang mencapai 1.223 unit, berubah -41.78% dari 2.101 unit dibandingkan untuk itu. hingga April 2023.

Chief Operating Officer Hyundai Motors Indonesia Fransiscus Soerjopranoto mengatakan perlambatan penjualan mobil sudah terlihat mulai Juli 2023.

Pemilu 2024 yang menjadi salah satu penyebab penurunan pasar sudah berlalu. Namun indikator ekonomi lainnya dipengaruhi oleh faktor geopolitik seperti konflik Israel-Iran.

Faktor tersebut antara lain nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan suku bunga yang sangat tinggi. Selain itu, Bank Indonesia atau BI menaikkan suku bunga menjadi 6,25%.

“Hal ini tentu berdampak besar terutama di wilayah tengah,” ujarnya, Sabtu (11/5/2024).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel