Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga keuangan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) dan PT BCA Finance belum berencana menerbitkan surat utang atau obligasi untuk memperkuat keuangannya di sisa tahun 2024, meski ada pengurangan bunga dari Bank Indonesia (BI ). rate atau BI rate yang dapat menghasilkan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi.

Chief Financial Officer WOM Ring Lisa Hadi mengatakan WOM Finance akan terus mempertimbangkan kondisi pasar saat menerbitkan obligasi sebagai strategi memperkuat pembiayaan bagi perusahaan. Padahal, kelompoknya menilai penurunan suku bunga BI merupakan langkah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. 

“Sebagai pelaku usaha, WOM Finance tentunya akan terkena dampak perubahan suku bunga. Harapannya tentu saja ketika suku bunga turun maka beban utang akan semakin murah,” kata Ring kepada Bisnis, Kamis (26/9). /2024).

Penurunan suku bunga juga diperkirakan akan berdampak pada penurunan biaya dana sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Di sisi lain, Chief Financial Officer BCA Roni Haslim menjelaskan pihaknya masih bergantung pada reksa dana dan pinjaman perbankan. 

“Kami belum ada rencana menerbitkan obligasi, kami akan tetap mengandalkan rencana koperasi JF dan pinjaman perbankan,” ujarnya. 

Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat banyak perusahaan komersial yang akan memanfaatkan dampak penurunan BI rate untuk mengganti surat utang yang mahal dengan yang lebih murah. Namun, perusahaan multifinance nampaknya sudah tidak agresif lagi menerbitkan obligasi pasca penurunan suku bunga. 

“Dengan suku bunga rendah, mereka bisa mengganti surat utangnya yang mahal dengan yang lebih murah melalui reformasi,” kata Analis Pendapatan Tetap Pefindo Ahmad Nasrudin saat dihubungi Bisnis, Selasa (24/9/2024). 

Dengan menerbitkan surat utang yang lebih murah, Ahmad mengatakan korporasi multinasional bisa meningkatkan kinerja keuangannya. Namun tampaknya perusahaan multifinance tersebut masih membutuhkan penundaan untuk meningkatkan penerbitan obligasi. 

Saat ini, lanjut Ahmad, restrukturisasi masih menjadi isu utama dalam masa transisi menuju suku bunga rendah. Kebutuhan pembiayaan untuk modal kerja dan ekspansi untuk mengantisipasi permintaan yang terus meningkat juga memerlukan waktu. 

Maklum, meski diturunkan, suku bunganya masih tinggi sehingga berdampak pada permintaan jasa multifinance yang lemah, kata Ahmad. 

Berikut realisasi penerbitan surat utang korporasi berdasarkan sektor korporasi periode Januari-Agustus 2024: 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel