Bisnis.com, Jakarta – Wakil Menteri Investasi (Kementerian) Yuliot Tanjung mengumumkan perkembangan investasi proyek swasembada gula di Meruki Food Estate.

Sementara itu, untuk mencapai tujuan swasembada gula pada tahun 2030, pemerintah akan menargetkan investasi pada perkebunan tebu yang terkait dengan industri tebu dan bioetanol di Meruki, Papua Selatan.

Elliott mengatakan Grup 3 dari lahan tebu seluas 2 juta hektare di Kabupaten Meruki sedang dalam tahap pengembangan. Ia mengatakan, rencananya akan dibangun 5 pabrik gula di Grup 3 yang juga akan terintegrasi dengan produksi bioetanol. 

Menurutnya, kini para pelaku usaha yang terlibat dalam proyek tersebut telah menyiapkan infrastruktur dan pendanaan untuk pelatihan masyarakat setempat. Selain itu, kata dia, telah didirikan Pusat Penelitian Tanaman Gula Indonesia (P3GI) di Meruki bekerja sama dengan Sugar Research Australia (SRA).

Dalam keterangan resminya, Elliott mengatakan, Minggu (21/7/2024): “Kami melihat bagaimana fasilitas yang disiapkan. Kualitas fasilitasnya lebih baik dibandingkan fasilitas di Australia sendiri, jadi kami melihat keseriusan para pelaku usaha. .” ).

Sedangkan proyek perkebunan tebu Grup 3 yang terintegrasi dengan industri gula dan bioetanol diperkirakan memiliki nilai investasi sebesar US$5,62 miliar atau Rp 83,27 triliun. 

Total investasi sebesar Rp 29,2 triliun tersebut yakni Rp 53,8 triliun untuk pembangunan pertanian tebu berteknologi mesin pertanian, Rp 120 miliar untuk pembangunan 5 pabrik gula dan bioetanol, Rp 120 miliar untuk pembangunan sumber daya manusia (SDM). pusat pelatihan, dan Rp 150 miliar per tahun untuk pembangunan fasilitas penelitian dan inovasi.

Sebagai upaya mendukung pesatnya perkembangan budidaya tebu dengan teknologi mekanisasi, pemerintah berencana membebaskan bea masuk atas impor peralatan pertanian dan mesin terkait, tambah Elliott.

Sekadar informasi, dalam rencana proyek swasembada tebu di Meruki, pemerintah mengidentifikasi lima kelompok dengan luas total 2 juta hektare. Kelompok 1 dan Kelompok 2 seluas 1 juta hektar, Kelompok 3 seluas 504.373 hektar, dan Kelompok 4 seluas 400.000 hektar.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Rabu (26/6/2024), Badan Usaha Milik Negara bidang pertanian, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III mengungkap status kepemilikan pangan gandum tebu di Meruki. bagian dari itu. Proyek Percepatan Swasembada Gula Nasional.

Direktur Utama PTPN III Muhammad Abdul Ghani mengklaim pilot project budidaya tebu yang dilakukan pihaknya membuahkan hasil baik. Sementara itu, Gani menjelaskan, telah dilakukan percobaan penanaman 10 varietas tebu di lahan seluas satu hektar di proyek food estate gandum Meruki Common. 

Dalam rapat gabungan dengan Komisi VI DPR-RI Guinea, Selasa (25/6/2024), ia mengatakan, “Kata orang tebu tidak cocok di Meroki, padahal kita sudah punya 5 bulan, gula di sana bagus. ” “

Namun, diakuinya permasalahan yang ada saat ini adalah kelayakan investasi pertanian di Meroki. Sebab, rendahnya kelayakan investasi membuat investor enggan menanamkan modalnya pada proyek food estate tebu di Meruki.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel