Bisnis.com, JAKARTA – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terus berupaya mencapai 98% kepesertaan pada tahun 2024 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang dicanangkan pemerintah.
Direktur BPJS Kesehatan Grup David Bangun mengungkapkan, jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mencapai 277,5 juta orang. Populasi ini mencakup 98,25% penduduk Indonesia pada Semester I-2024. Artinya tujuan keanggotaan berbasis RPJMN telah tercapai.
“Hingga akhir Oktober, jumlah peserta BPJS sebanyak 277,5 juta orang atau 98,25% dari jumlah penduduk pada Semester I-2024,” kata David kepada Bisnis, Selasa (12/11/2024).
David mengungkapkan, berbagai upaya telah dilakukan BPJS Kesehatan untuk meningkatkan cakupan peserta. Yang pertama adalah meningkatkan upaya pemantauan dan pengendalian di perusahaan komersial untuk memastikan bahwa semua karyawan terdaftar.
Kemudian mendorong pemerintah daerah/kota untuk mencapai status cakupan kesehatan universal (UHC) dengan mendaftarkan penduduk miskin yang tidak memiliki dokumen sebagai penerima bantuan federal.
BPJS Kesehatan juga mendukung kementerian/lembaga terkait untuk menerapkan peran partisipasi aktif dalam JKN untuk pelayanan publik, termasuk pemeriksaan Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Surat Keterangan Polisi (SKCK) bagi orang berpakaian serba hitam.
“Kami juga mengizinkan independen yang memiliki dana cukup untuk mendaftar menjadi peserta JKN,” kata David.
David mengatakan meski tingkat partisipasi sudah mencapai di atas 98%, masih terdapat tantangan ke depan. Menurut dia, tantangan terbesar adalah jumlah pengangguran yang pada akhir Oktober 2024 mencapai 56,8 juta jiwa.
Namun, ia menemukan bahwa peningkatan jumlah orang tidak aktif bertepatan dengan meningkatnya jumlah orang yang mendaftar menjadi peserta. Menurutnya, dari setiap 1.000 peserta yang terdaftar, dalam setahun 40% diantaranya akan menganggur, namun 60% masih akan bekerja.
“Makanya semakin banyak peserta yang mendaftar maka semakin sedikit yang bekerja, padahal kenyataannya banyak yang tetap bekerja. Makanya yang punya pekerjaan sampai Oktober sebanyak 7,2 juta dan pengangguran bertambah 3,3 juta,” ujarnya. .
Temukan berita dan cerita lainnya di Google Berita dan Channel WA