Bisnis.com, Jakarta – Petinju Aljazair Iman Khelef menjadi perbincangan di dunia olahraga karena dugaan perbedaan gender dan perkembangan seksual (DSD) atau Black Sexual Development Disorder. Apakah Imani Khalifa seorang penerjemah?
Dalam laporan USA Today dan GLAAD ini, Iman Khalifa menegaskan kepada Komite Olimpiade Internasional bahwa dia tidak melakukan hubungan seks. Ujian yang mendiskreditkannya beberapa tahun lalu tidak diakui.
Tes yang dilakukan oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA) menyebabkan mereka dikeluarkan dari Olimpiade 2020, yang menjadi alasan lain terjadinya konflik politik. Menurut pernyataan IBA, tes tersebut tidak hanya menguji kadar testosteron, tetapi tes lain dengan “detail spesifik dan rahasia”.
Hal ini membuat validitas tes dipertanyakan. Namun, ada indikasi bahwa Faith memiliki kadar hormon testosteron yang lebih tinggi dari biasanya. Menurut Business Standard, hal ini biasa terjadi pada atlet wanita karena intensitas olahraga dan gaya hidup. Namun, hal ini dapat menyebabkan DSD atau gangguan perkembangan seksual. Apa itu DSD?
DSD atau gangguan perkembangan seksual bisa terjadi ketika hormon dan organ tubuh seseorang tidak sesuai dengan jenis kelaminnya saat lahir. St. Louis Children’s Hospital dan NHS UK, kondisi ini biasanya didiagnosis saat lahir atau selama masa pubertas. Lihat Jenis Perkembangan Seksual dan Bagian Umum tentang DSD:
1. 46,XX DSD (betina memiliki gen tersebut, tetapi organ reproduksinya berbeda dari biasanya)
Seorang wanita biasanya memiliki pola kromosom XX. Selain itu, penderita DSD tipe 46,XX juga memiliki organ reproduksi wanita yang tidak normal seperti rahim dan ovarium.
Namun, warna abu-abunya sedikit berbeda dari warna biasanya. Biasanya ditandai dengan penis yang membesar atau penis yang tertutup.
Hal ini sering kali disebabkan oleh kondisi “hiperplasia adrenal kongenital”. Dalam hal ini, seseorang tidak dapat membuat hormon kortisol dan aldosteron sejak kecil. Hal ini bisa berbahaya karena Anda membutuhkan hormon ini untuk mengontrol tekanan darah dan respon tubuh terhadap penyakit.
Gangguan reproduksi juga disebabkan oleh produksi hormon androgen yang berlebihan. Hormon ini biasanya memiliki kadar yang lebih tinggi pada pria.
2.46,XY DSD
Laki-laki biasanya memiliki pola kromosom XY. Orang dengan kondisi 46, XY DSD memiliki alat kelamin yang berbeda dari biasanya, atau bahkan mirip dengan wanita.
Situasi-situasi ini umumnya berbeda. Ada yang memiliki rahim, namun ada juga yang memiliki testis yang tidak menonjol keluar tubuh. Ada orang yang alat kelaminnya belum berkembang sempurna. Atau, ada hal-hal yang tumbuh dengan baik tetapi tidak berjalan dengan baik.
46,XY DSD mempunyai banyak penyebab, namun biasanya karena tubuh lalai memproduksi hormon androgen. Kondisi ini disebut sindrom insensitivitas androgen.
3. DSD kromosom seks (reproduksi normal, tetapi dengan cacat genetik)
Tidak semua orang dilahirkan dengan kromosom XY atau XX. Orang dengan kromosom seks DSD bisa dilahirkan dengan XXY atau XO.
Orang dengan DSD kromosom seks biasanya tidak berkembang hingga dewasa. Wanita mungkin tidak menstruasi, atau pria mungkin tidak memiliki bulu di tubuh.
Misalnya, sindrom Turner terjadi ketika seorang wanita kehilangan kromosom X, dan kebanyakan orang yang lahir dengan penyakit ini akan melewati masa dewasa dan bertubuh lebih pendek dari rata-rata.
Selain itu, ada juga sindrom Klinefelter yang dialami oleh pria dengan kelebihan kromosom X, sehingga anak tidak dapat memproduksi hormon testosteron secara normal. Ini mempengaruhi perkembangan tubuh seperti testis dan rambut, serta kekuatan tulang. (Alma Rehana)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA