Bisnis.com, Jakarta – Emiten nikel PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) akan menyelenggarakan Rapat Umum Tahunan (RUPST) dan salah satu agenda yang ditunggu investor adalah keputusan penggunaan laba bersih sebagai dividen.

INCO telah menjadwalkan lima agenda RUPST pada hari ini, Senin (10/6/2024). Lima agenda yang dibahas adalah persetujuan laporan tahunan, laba bersih, gaji, tunjangan dan tantiem kepada komisaris dan direksi, penunjukan akuntan, dan persetujuan struktur keanggotaan. Direksi dan Komisaris.

Dengan menggunakan laba bersih sebagai dividen, pembayaran dividen tahun 2020 ini merupakan yang pertama sejak tahun 2014 untuk tahun buku 2020 dan 2022 saja.

Berdasarkan keterbukaan bisnis, dividen yang dibagikan sebesar US$60,12 juta atau sekitar Rp 890,38 miliar pada tahun fiskal 2022, sehingga dividen per sahamnya menjadi Rp 89,6. Pembayaran dividen ini mewakili $200,4 juta kepada pemilik perusahaan induk.

Sementara INCO memutuskan untuk tidak membagikan keuntungan kepada pemegang saham pada tahun buku 2021. Keputusan tersebut disetujui dalam RUPST tahun 2021, dengan mempertimbangkan kebutuhan belanja modal untuk tiga proyek yang sedang berjalan di Bahadop, Pamala dan Sarovak serta kebutuhan modal kerja INCO di masa depan.

Selain itu, untuk tahun buku 2020, INCO menyetujui pembagian dividen sebesar US$33 juta atau setara dengan 40% dari laba bersih tahun 2020 sebesar US$82,82 juta. Dividen tahun 2020 ini merupakan yang pertama dalam enam tahun sejak dividen terakhir dibayarkan pada tahun fiskal 2014.

Pada GASU tahun buku 2019, pemegang saham juga memutuskan untuk tidak membagikan dividen. Sebab, posisi kas perusahaan diperhitungkan.

Pada tahun 2023, INCO mencatatkan pendapatan sebesar US$1,23 miliar atau sekitar Rp 19,23 triliun (kurs Rp 15.611). Pendapatan ini meningkat 4,48% dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya sebesar US$1,17 miliar.

INCO melaporkan kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 2,24% year-on-year dari US$865,88 juta menjadi US$885,24 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan biaya bahan bakar dan pelumas dari $180,16 juta menjadi $203,89 juta.

Dengan demikian, akumulasi laba kotor INCO pada tahun 2023 mencapai US$347,02 juta, meningkat 10,67% dibandingkan US$313,56 juta pada tahun sebelumnya.

Setelah memperhitungkan beban dan pendapatan lain-lain, INCO mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$274,33 juta. Laba ini meningkat sebesar 36,89% dibandingkan laba tahun sebelumnya pada tahun 2022.

__________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA