Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran utang bank pascabayar pada Agustus 2024 mencapai Rp18,38 triliun, meningkat 40,68% year-on-year (YoY). Sedangkan wilayah Jawa Barat menjadi provinsi tertinggi dalam sebaran fitur paylater ini.

Kinerja tersebut naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu Juli 2024 yang naik 33,66% dari tahun lalu. Direktur Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Dian Edina Rae mengatakan, terdapat kurang dari 15 bank di Indonesia yang menyalurkan kredit dengan sistem paylater. 

“Jumlah rekening bank Paylater mencapai 18,95 juta rekening, dengan rata-rata saldo debet tiap rekening sebesar Rp970.004,34,” ujarnya seperti dikutip, Rabu (09/10/2024). 

Sementara itu, risiko kredit dari titik pencairan perbankan tetap terjaga pada Agustus 2024 dengan non-performing loan (NPL) sebesar 2,21%, turun dibandingkan Juli 2024 yang mencapai 2,24%. Secara spasial, 73% bank paylater tersebar di wilayah Jawa, dengan Jawa Barat menjadi provinsi tertinggi dalam hal distribusi paylater. 

Sebelumnya, Dian menjelaskan, dorongan pertama OJK agar perbankan masuk ke bisnis paylater adalah untuk mendukung pengembangan kredit UKM dan kredit kecil lainnya, termasuk kredit konsumsi. 

Karena mereka juga mau bertaruh. Jadi mungkin karena ini bank besar, rata-rata lebih percaya diri,” ujarnya saat ditemui di DPR. pada Selasa (19/09/2024). 

Menurutnya, dengan permodalan yang kuat, sistem tata kelola yang terbukti, dan kemampuan menentukan tingkat risiko, bank akan lebih mampu mengelola layanan pembayaran dengan lebih efisien. 

Dengan langkah yang tepat, OJK berharap layanan perbankan paylater terus berkembang positif dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kecil.

Dalam laporan terpisah berdasarkan data OJK, penggunaan layanan paylater di Indonesia didominasi oleh kelompok muda yaitu generasi milenial dan generasi Z.  

Pengguna berusia antara 18 dan 25 tahun mewakili angka yang signifikan yaitu sebesar 26,5%, sedangkan kelompok usia 26-35 tahun menyumbang proporsi yang lebih besar yaitu sebesar 43,9%. 

Tujuan penggunaan layanan paylater ini bermacam-macam, dan sebagian besar pengguna menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup. Kategori terbesar adalah pembelian fesyen yang mencapai 66,4%, disusul barang rumah tangga dengan pangsa 52,2%.  

Kemudian disusul elektronik sebesar 41%. Selain itu, laptop dan telepon genggam tercatat digunakan oleh 34,5% pengguna, sedangkan keperluan pribadi digunakan oleh 32,9%.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel