Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih mendalami tanda-tanda adanya perdagangan palsu atau manipulasi pasar pada saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (KUAN).

Aditya Jayantara, Deputi Komisioner Pengawasan Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, mengatakan pemeriksaan dilakukan dari berbagai sumber. “[Penelitian] dilakukan selama beberapa minggu,” ujarnya usai Rapat Internasional IFA ke-10, Rabu (9/10/2024) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).

Menurut dia, pemeriksaan yang dilakukan OJK terfokus pada proses dan waktu yang berbeda. “Ada waktu, akan kami periksa,” kata Aditya.

Namun Aditya belum bisa memastikan apakah hasil peninjauan transaksi kedua penyedia konglomerat Prajogo Pangestu itu sudah final.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pasar Modal, Pengendalian Derivatif Keuangan, dan Pertukaran Karbon OJK Inarno Jajadi mengatakan, seluruh temuan terkait penilaian saham perdagangan CUAN dan BREN akan dianalisis sesuai aturan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila terdeteksi adanya pelanggaran, OJK akan melakukan penegakan hukum secara tegas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selain tindakan pemeriksaan, dalam pemantauan transaksi saham, termasuk BREN, OJK mengevaluasi tren harga saham sesuai standar yang berlaku. Tujuannya untuk mendeteksi adanya kejanggalan dalam perdagangan saham.

Sementara BREN dan CUAN mencatatkan kenaikan harga saham sejak go public atau melakukan penawaran umum perdana (IPO) tahun lalu.

BREN mencatatkan harga IPO di Rp 780 per saham. Selanjutnya, harga saham BREN naik dan mencatatkan nilai tertinggi dalam sebulan terakhir di Rp 12.100. Artinya, harga saham BREN mengalami kenaikan sebesar 1,451%.

Pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis (3/10/2024), harga BREN menguat tipis 0,37% dan mencapai level Rp 6.775. Harga BREN turun 3,58% dalam seminggu dan 41,52% dalam sebulan.

Penurunan kinerja BREN baru-baru ini terjadi sebagai respons terhadap pengumuman FTSE Russell bulan lalu yang menghapuskan saham BREN dari indeks FTSE Russell.

FTSE Russel menjelaskan, pihaknya telah mengkaji review saham BREN dari segi pedoman “Free Float Restrictions”, atau batasan minimal kepemilikan saham pemegang saham publik.

Analisis tersebut didasarkan pada “Kebijakan dan Pedoman Perhitungan Ulang FTSE Russell” untuk menghindari penilaian berlebihan oleh pemegang saham lain atas saham yang termasuk dalam komponen indeks FTSE.

Akibatnya, BREN tidak mematuhi pedoman “Free Float Limits” yang ditetapkan FTSE karena empat pemegang saham menguasai 97% dari seluruh saham yang dikeluarkan Barito Renewables Energy.

Sementara CUAN mencatatkan harga IPO di Rp 220 per saham. Harga saham CUAN pun naik ke level tertinggi baru Rp 13.750. Artinya harga CUAN naik 6.150%.

Harga saham CUAN kini turun 0,7% ke Rp 7.075 per saham pada sesi pertama perdagangan hari ini. Harga CUAN turun 5.03% dalam sepekan dan 22.25% pada bulan perdagangan.

__________

Penafian: berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA