Bisnis.com, JAKARTA — PT United Tractors Tbk. (UNTR) telah mengisyaratkan pemotongan belanja modal (capex) pada tahun 2025.

Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis mengatakan UNTR belum menyelesaikan modal investasi untuk tahun 2025. Namun, ia memperkirakan modal investasi UNTR tahun depan kurang dari 1 miliar USD.

Sara pada Astra Media Day, di Jakarta, Rabu (18 September 2024), mengatakan: “Kami memperkirakan modal investasi tahun ini sebesar 1,1 miliar USD untuk operasional. Saya pikir tahun depan mungkin akan sedikit lebih rendah.”

Sara menjelaskan, modal investasi UNTR terutama digunakan untuk pembelian atau penggantian alat berat pada bisnis kontraktor penambangan. Kebutuhan pembelian atau penggantian tidak dilakukan setiap tahun.

Menurut Sara, UNTR telah melakukan penggantian dan pembelian alat berat secara bertahap sejak tahun lalu dan tahun ini. Jadi, kebutuhan belanja modal tahun depan diperkirakan tidak setinggi tahun ini.

“Itulah mengapa investasi modalnya sedikit lebih curam,” kata Sara.

Sebelumnya, UNTR menjelaskan perkiraan investasi lima lini bisnis United Tractors pada tahun 2024 adalah sekitar Rp 21 triliun. Mayoritas belanja modal ini akan digunakan untuk segmen kontraktor pertambangan dan batubara.

Khususnya sekitar Rp 18 triliun akan digunakan untuk kontraktor penambangan dan segmen pertambangan batu bara UNTR.

Kemudian, sekitar Rp 1,8 triliun digunakan UNTR untuk segmen pertambangan emas. Sedangkan UNTR menggunakan sisa modal investasi untuk lini usaha lainnya.

Sara sebelumnya menjelaskan, modal investasi bisnis emas akan digunakan untuk kegiatan eksplorasi dan peningkatan fasilitas tambang sepanjang tahun 2024.

UNTR, lanjutnya, menargetkan penjualan emas sebesar 235.000 ons sepanjang tahun 2024. Target tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yang diperkirakan mencapai 175.000 ons.

Di bisnis batu bara, Sara mengatakan tahun ini UNTR akan meningkatkan penjualan batu bara dibandingkan tahun lalu. Sara menjelaskan, perseroan memperkirakan penjualan batu bara tahun ini bisa mencapai 12,9 juta ton.

__________

Disclaimer: berita ini tidak dimaksudkan sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel