Bisnis.com, JAKARTA – Kedatangan Cristiano Ronaldo pada Januari lalu bukan berarti akhir dari kepindahan bintang dunia itu ke Liga Arab Saudi.

Bahkan banyak pemain seperti Karim Benzema yang terlibat dalam kebangkitan Saudi Pro League.

Selain Ronaldo dan Benzema, tujuh pegolf aktif telah pindah untuk mengikuti LIV Golf Tour, serangkaian turnamen golf yang didirikan dan didanai oleh Arab Saudi.

Mereka adalah contoh nyata bagaimana Arab Saudi secara perlahan mengubah wajah olahraga dunia.

Arab Saudi bahkan menjadi alternatif menarik bagi para atlet hebat Eropa yang ingin melanjutkan karir. Dalam banyak hal, Arab Saudi telah melampaui Tiongkok sebagai negara tujuan pesepakbola Eropa berikutnya. Negara ini perlahan-lahan bersaing bahkan dengan Amerika Serikat.

Arab Saudi menjadi jangkar bagi klub-klub sepak bola Eropa dalam menghindari peraturan Financial Fair Play dalam hal transfer pemain.

Banyak pemain besar yang ingin klubnya menjualnya, namun mereka kesulitan mencari pembeli karena harganya yang terlalu mahal. Mereka dilarang menjual pemain di bawah harga pasar, karena dapat melanggar aturan financial fair play.

Chelsea telah menjual Kalidou Koulibaly dan Edouard Mendy ke dua klub Saudi dengan total £33 juta.

Menurut laporan The Athletic, Liverpool juga melakukan hal serupa. Jordan Henderson dilaporkan telah menyetujui persyaratan dengan Al Ettifaq, sementara Fabinha mendekati Al Ittihad.

Kedua pemain ini sangat dihargai, namun tak lagi masuk dalam rencana pelatih Jurgen Klopp. Masalahnya, Liverpool kesulitan mencari pembeli potensial karena harga kedua pemain tersebut terlalu mahal.

Dulu, Liverpool cenderung bekerja sama dengan klub-klub besar Eropa lainnya, seperti pelepasan Philippe Coutinho ke Barcelona pada 2018 yang membuat The Reds merombak skuadnya dengan mendatangkan Virgil van Dijk dan Allison yang kemudian mengubah peruntungan Liverpool.

Namun klub-klub Inggris kini mendapati Barcelona, ​​Real Madrid, dan klub-klub besar lainnya dalam situasi sulit dan menawar pemainnya.

Kesulitan tersebut juga dirasakan oleh para pemain, sehingga memaksa Ruben Neves meninggalkan Wolverhampton Wanderers untuk bergabung dengan Al Hilal dengan harga €55 juta, meski sang gelandang baru berusia 26 tahun dan masih berada di puncak karirnya.

Namun, uang sebanyak itu membuat Wolverhampton bisa membangun kembali skuadnya tanpa takut terjebak dalam pelanggaran financial fair play.

Akankah hal itu terjadi pada Newcastle United yang disebut-sebut ingin memecat Alain Saint-Maximin? Namun, seperti Jordan Henderson dan lainnya, banderol sang striker terlalu mahal baik untuk klub Inggris maupun non-Inggris.

Menjual pemain ke Arab Saudi jadi solusi, tapi siapa yang bisa menjamin pembelinya tidak ada hubungannya dengan Dana Investasi Publik (PIF), dana pemerintah Arab Saudi dan pemilik Newcastle.

Namun semua ini tidak mengurangi fakta bahwa uang Saudi telah menjadi solusi bagi klub-klub Eropa.

Manchester United kesulitan menemukan pembeli Ronaldo karena klub menghadapi dilema dalam memperpanjang kontrak pemain Portugal itu karena gajinya yang selangit. Arab Saudi kemudian menjadi solusi bagi United dan Ronaldo sendiri.

Lionel Messi nyaris mengalami situasi serupa dengan Ronaldo. Namun superstar asal Argentina itu memilih Major League Soccer di Amerika Serikat dan berani menolak peluang menjadi pemain termahal sepanjang masa.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel