Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia mengakhiri periode deflasi selama lima bulan pada Oktober 2024 dengan mencatat inflasi sebesar 1,71% y-o-y (YoY/YoY) dan 0,08% per bulan (moM/MtM).
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adinggar Widyasanti menjelaskan Indonesia mencatatkan inflasi bulanan sebesar 0,08% pada Oktober 2024.
Indeks harga konsumen (IHK) meningkat dari 105,93 pada September 2024 menjadi 106,01 pada Oktober 2024.
“Inflasi Oktober 2024 mengakhiri tren deflasi pada Mei 2024,” kata Amalia dalam rilis berita resmi statistik, Jumat (1/11/2024).
Kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan inflasi bulanan terbesar adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 0,94% dan inflasi sebesar 0,06%.
Sementara itu, komoditas utama yang mengalami inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan dengan tingkat inflasi sebesar 0,06%.
Sebelumnya, berdasarkan konsensus para ekonom yang dihimpun Bloomberg, mereka meyakini IHK yang dirilis BPS akan mulai mencatat inflasi secara bulanan (month-on-month/MtM) dan tahunan (y/y/y).
Menurut 31 ekonom, rata-rata perkiraan inflasi tahunan pada Oktober 2024 adalah 1,66% per tahun. Angka tersebut turun dibandingkan posisi 1,84% pada September 2024.
Perkiraan inflasi tahunan terendah untuk periode ini adalah 1,46% dan tertinggi 1,8%. Oleh karena itu, tidak ada ekonom yang memperkirakan inflasi tahunan akan lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.
Secara bulanan, nilai median perkiraan CPI bulan Oktober 2024 mencatat rekor inflasi moderat sebesar 0,03% MtM. Meski demikian, ada sebagian ekonom yang tergabung dalam konsensus tersebut memperkirakan deflasi masih akan terjadi.
Tiga dari 17 ekonom memperkirakan deflasi pada bulan Oktober. Perkiraan terdalam Chief Economist Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian adalah -0,17% MtM.
Fakhrul mengatakan, deflasi bulanan tersebut merupakan dampak dari kebijakan pemerintah yang menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi. Sementara itu, harga pangan diyakini masih stabil sehingga mengindikasikan tidak adanya stimulus terhadap inflasi.
“Iya, harga pangan masih cukup stabil dan tidak menimbulkan inflasi yang signifikan,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (31/10/2024).
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel