Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat penurunan signifikan transaksi kartu bank menggunakan ATM pada Agustus 2024, sedangkan transaksi perbankan digital, termasuk penggunaan Quick Response Indonesian Standard (QRIS), mencatat peningkatan pesat. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, transaksi perbankan digital tercatat sebanyak 1.871,19 juta transaksi, naik 31,11% year-on-year, sedangkan transaksi uang elektronik (EU) naik 21,53% year-on-year dengan total peningkatan 1.246,58 juta transaksi. .

Transaksi melalui QRIS juga mencatatkan peningkatan yang sangat signifikan, mencapai 217,33% year-on-year, dengan jumlah pengguna mencapai 52,55 juta dan jumlah merchant mencapai 33,77 juta. “Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Agustus 2024 akan tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal,” kata Perry dalam Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu (19/9/2024).

Di sisi lain, transaksi pembayaran melalui ATM atau kartu debit turun 6,82% menjadi 591,92 juta transaksi pada periode yang sama dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Ekonom senior Poltak Hotradero menjelaskan keberadaan ATM seringkali membebani perbankan karena tingginya biaya pemeliharaan dan asuransi sehingga menyebabkan peningkatan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). “Penurunan jumlah ATM sudah menjadi tren global. Di Tiongkok saja, jumlah ATM telah berkurang sebanyak 150.000 hingga 200.000 per tahun. Kedepannya pembayaran digital akan semakin populer,” kata Poltak.

Ia juga menambahkan dengan peralihan ke pembayaran digital maka penggunaan uang tunai akan menurun didukung oleh kebijakan bank sentral dunia yang menyadari bahwa penanganan uang tunai cukup memakan biaya. Seiring meningkatnya penggunaan QRIS, peran ATM semakin dipandang tidak relevan.

Niaga Noviady Wahyudi, Direktur Consumer Banking CIMB, mengatakan pandemi Covid-19 juga mempercepat digitalisasi di sektor perbankan. “Covid-19 memaksa kita untuk melakukan digitalisasi,” katanya.

Ia juga mengatakan kebijakan QRIS BI untuk transaksi ukuran tiket kecil mengurangi kebutuhan uang tunai, yang pada akhirnya berdampak pada pengurangan penggunaan ATM. “Di negara maju, penggunaan uang tunai semakin berkurang sehingga ATM hanya digunakan untuk keadaan darurat,” imbuhnya.

Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan WA Channel