Bisnis.com, JAKARTA — Pendapatan premi asuransi umum PT Tokio Marine Indonesia turun 1,1% pada semester I-2024. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan produksi pada lini bisnis otomotif yang terkait dengan tren penurunan penjualan mobil baru di pasar. 

Meski demikian, Presiden Direktur PT Asuransi Tokio Marine Indonesia Sankoyo Setiabudi mengatakan pihaknya tetap optimistis dengan hasil di sisa tahun ini karena lini bisnis lain masih menunjukkan pertumbuhan. Pertumbuhan didorong oleh tiga lini bisnis utama yaitu real estate, transportasi, dan travel. 

“Kami optimis sejumlah lini bisnis utama akan menjadi pendorong pertumbuhan, termasuk properti, transportasi, dan asuransi perjalanan. “Ketiga sektor ini menunjukkan potensi yang menjanjikan di tengah pergerakan perekonomian yang semakin dinamis didorong oleh pembaharuan aktivitas dunia usaha dan peningkatan mobilitas masyarakat,” kata Sankoyo kepada Bisnis, Senin (30/9/2024). 

Tak berhenti sampai disitu, Sankoyo mengatakan optimisme tersebut juga berkat strategi ekspansi yang tengah diperkuat perseroan, terutama dengan memasuki segmen pasar baru seperti SME Partners dan Worksite. Menurut dia, hal itu bertujuan untuk mendiversifikasi portofolio dan menyeimbangkan penurunan di sektor otomotif. 

Di tempat lain, Sancoyo menilai penurunan suku bunga dasar (BI) Bank Infonesia atau BI rate menjadi 6% dapat merangsang pertumbuhan permintaan di segmen pasar ritel, terutama dari konsumen yang lebih tertarik pada akses pembiayaan yang lebih terjangkau. 

Namun dari sisi komersial, kami melihat masih banyak pengusaha yang bersikap wait and see terhadap perubahan pemerintahan dan hasil pemilu mendatang, ujarnya. 

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) sebelumnya memperkirakan premi industri asuransi umum akan terus tumbuh hingga akhir tahun 2024. Pertumbuhan diperkirakan mencapai 10-15% dibandingkan premi pada tahun 2023.  

Tahun sebelumnya, AAUI mencatat premi industri asuransi umum mencapai 103,86 triliun rupiah. Jumlah tersebut meningkat 15,3% dibandingkan premi tahun 2022 yakni Rp90,12 triliun. AUUI mencatat, asuransi properti akan tetap menjadi tulang punggung industri asuransi umum hingga akhir tahun ini. 

Pada paruh pertama tahun 2024, AAUI menyebutkan premi industri asuransi umum tumbuh sebesar 18,4% year-on-year menjadi 57,91 triliun rupiah. Pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan asuransi umum hanya mencapai 48,9 triliun rupiah. 

Pada industri asuransi umum, terdapat tiga bidang usaha dengan pendapatan premi tertinggi, yaitu asuransi properti, kredit, dan kendaraan bermotor. Pertama, pendapatan asuransi properti mencapai Rp 16,66 triliun, naik 32,8% dari Rp 12,55 triliun pada semester I 2023. Lalu ada asuransi kredit yang preminya mencapai Rp10,58 triliun, naik 26% dari sebelumnya Rp8,4 triliun.

Premi asuransi kendaraan kemudian diperoleh Rp.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA