Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memperkirakan mahalnya harga tiket pesawat menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 menjadi pekerjaan rumah yang akan melengkapi maskapai dalam negeri seperti Garuda Indonesia, Lion Air dan yang lain. 

Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Dwi Marhen Yono mengatakan keterbatasan armada dibandingkan jumlah penumpang menjadi salah satu faktor yang membuat harga tiket pesawat mahal.

Jumlah pesawat yang beroperasi di Indonesia pada masa sebelum pandemi mencapai tujuh ratus unit, sedangkan saat ini jumlah pesawat yang beroperasi hanya sekitar 300 unit.

Sementara itu, jumlah penumpang pesawat sudah kembali normal yakni mencapai 100 juta orang, sehingga kapasitas penerbangan Indonesia belum pulih seperti sebelum pandemi Covid-19.

“Untuk lebih banyak pesawat, masalahnya bukan uang, tapi kunci perusahaan manufaktur. Jadi penting kalau Citilink dan Garuda menambah 10-15 pesawat per tahun. Padahal kekurangan kita sekitar 300 pesawat. Itu pekerjaan rumah.” kata Marhen di JCC Senayan, Sabtu (16/11/2024).

Ia juga mengatakan, selain ketidakseimbangan pasokan dan permintaan, tingginya beban utang perusahaan penerbangan juga menjadi penyebab rendahnya harga tiket.

“Misalnya kalau TBA [tarif batas atas] Rp 2 juta, maka tarif minimumnya Rp 1 juta, Garuda pasti ambil Rp 2 juta. Akhirnya Leo Group ambil Rp 1,8 juta, saya tanya, Kenapa tidak Rp 1,2 juta? ?’ karena utang dengan pandemi masih besar, sehingga bukan lagi pilihan yang “dijelaskan”.

Ada beberapa penyebab lain yang menyebabkan harga avtur masih belum kompetitif, serta harga suku cadang dan harga suku cadang mesin yang masih mahal. 

Untuk itu, kata dia, seluruh jajaran kementerian saat ini memaparkan harga tiket pesawat untuk menguntungkan semua pihak, baik pelanggan maupun maskapai.

Hal ini juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menurunkan harga tiket pesawat menjelang libur Natal.

Jadi kemarin Pak Presiden minta, pokoknya Nataru harus ada pengurangan, apapun upayanya, ujarnya.

Berdasarkan informasi yang diberikan, perusahaan penerbangan milik negara, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) baru saja melakukan pergantian direktur utama pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat (15/11/2024).

Mantan Plt. Direktur Utama PT Lion Air, Wamildan Tsani Panjaitan kini ditunjuk menjadi Direktur Utama GIAA menggantikan Irfan Setiaputra.

“Kami mendukung manajemen yang lebih baik dari Kementerian Pariwisata. Kami tidak punya masalah dengan pergantian orang.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel