Bisnis.com, Jakarta – Komisi). Penghancuran juga diperlukan untuk posisi yang sama.

Runtuhnya uji kelayakan dan kepatutan berdampak pada banyaknya kebijakan yang harus diambil bank sentral dalam menghadapi ketidakpastian global.

Game changer yang pertama adalah perkembangan pasar uang dan pasar valas dalam negeri, ujarnya. Menurut dia, kedalaman pasar uang dan pasar valuta asing Indonesia tergolong rendah dibandingkan negara lain.

Menurut dia, ketika BI menerapkan berbagai kebijakan untuk merangsang pasar uang dan pasar valuta asing, terjadi peningkatan dana repo dan call yang signifikan.

Rata-rata volume harian pasar Forex juga mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam 2 tahun terakhir. “Namun kita tidak boleh berpuas diri karena dibandingkan negara lain, posisi atau kedalaman pasar uang kita masih rendah,” ujarnya.

Destry mencontohkan, transaksi Indonesia dengan negara berkembang lainnya mencapai 44 persen dari total transaksi, lebih rendah 80 persen dibandingkan Malaysia.

“Perbandingan volume pasar valas masih lebih rendah dibandingkan peer group, namun penguatan dan konsolidasi pasar valas sangat penting untuk memperkuat transisi kebijakan moneter, terutama melalui suku bunga dan nilai tukar,” jelasnya.

Arah kebijakan lainnya adalah digitalisasi ekonomi dan keuangan. Ia mengatakan Indonesia memiliki potensi besar untuk menstimulasi ekonomi dan keuangan digital. Oleh karena itu, pengembangan dan penguatan sistem pembayaran akan terus dilakukan.

Dalam hal ini, akan dirangsang tiga pilar, yaitu stabilitas infrastruktur sistem pembayaran, manajemen risiko pada penyedia jasa sistem pembayaran, serta penguatan sistem pembayaran yang sehat, serta peningkatan penerimaan digital, sistem perlindungan konsumen yang seimbang dan mengedepankan lintas sektoral. pembayaran perbatasan. . 

Arah kebijakan ketiga adalah orientasi kebijakan berskala besar yang tetap relevan dan progresif.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA