Bisnis.com, Jakarta – Kementerian Investasi dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan alasan kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Kepala Negara.
Kementerian BKPM mengumumkan kunjungan Prabhu dilakukan untuk mencari investor asing. Selain itu, Indonesia saat ini membutuhkan investasi asing langsung.
Menteri Investasi dan Perampingan/Direktur BKPM Rozan P. Ruslani mengatakan kebutuhan investasi sejalan dengan tuntutan Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satunya adalah pemutusan perjanjian dagang.
“Itulah sebabnya kita menarik banyak perjanjian perdagangan bebas, banyak inisiatif sekaligus,” ujarnya pada Jamuan Diplomatik-Ekonomi Kadin Indonesia di Jakarta, Jumat (1/11/2024).
Rusan mencontohkan Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) atau Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik yang dipimpin Amerika Serikat. Kemudian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang dipimpin Tiongkok.
“Kami sedang menyelesaikan IEU CEPA, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif,” ujarnya.
Rusan menambahkan, Indonesia banyak melaksanakan komitmen bilateral dan multilateral, termasuk perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan negara tetangga di kawasan Asia.
Rusan juga mengatakan, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, Indonesia akan lebih terbuka dalam hubungan internasional.
“Jadi kita pasti akan menjadi negara yang lebih terbuka, apalagi dengan adanya Presiden Prabhu, kalau boleh saya katakan beliau adalah presiden luar negeri,” ujarnya.
Rusan juga mengatakan, presiden kedelapan tersebut aktif bertemu dengan para pemimpin dunia guna memperkuat posisi Indonesia di tingkat internasional.
“Beliau [Presiden Prabowo] sangat aktif dalam pertemuan dengan banyak pemimpin dunia. Beliau mengatakan: ‘Karena Indonesia, kami ingin lebih hadir di dunia.’
Rusan menjelaskan alasannya karena Indonesia merupakan negara terbesar di Asia. Ia juga mengklaim 40% perekonomian Asia berasal dari Indonesia.
Untuk itu, Indonesia bertekad menjadi negara berpendapatan tinggi. Namun sejauh ini Indonesia merupakan negara berpendapatan menengah.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel