Bisnis.com, Jakarta — PT Barito Renewable Energy Tbk. (BREN) Klarifikasi usai melepas sahamnya dari perdagangan Indeks Russell FTSE pada Rabu 25 September 2024.

Direktur sekaligus sekretaris perusahaan BREN Merly mengatakan mayoritas saham BREN saat ini dikuasai oleh empat pemegang saham utama, yakni PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), Green Era Energy Pte Ltd (GE); Dana Jupiter Tiger Holdings dan Prime Hill.

Dia menjelaskan, sejak penawaran umum perdana (IPO), sudah ada empat saham yang beredar.

“Pada saat IPO, kepemilikan saham keempat pemegang saham tersebut sebagaimana tercantum dalam pernyataan pendaftaran, pedoman dan dokumen lain dalam rangka IPO,” ujarnya, Senin (23/9/9). 2024).

Namun, Merly menjelaskan, terdapat perubahan persentase kepemilikan saham BREN di antara keempat portofolio tersebut. Saat IPO, keempatnya menguasai 97% saham BREN, namun terjadi perubahan dan kini tercatat 95,97%.

“Saat IPO, struktur kepemilikan saham keempat saham tersebut sebesar 97 persen, hingga saat ini mengalami perubahan,” ujarnya.

Menjelaskan kepemilikan saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) dan Green Era Energy Pte Ltd (GE) tidak berubah masing-masing sebesar 64,6% dan 23,6%.

Pada saat yang sama, Untuk Jupiter Tiger Holdings dan Prime Hill Funds; Terjadi perubahan, kedua entitas ini masing-masing memiliki 3,94% dan 3,76% saham.

Menurut dia, Status kepengurusan dan afiliasi keempat pemegang saham tersebut dikomunikasikan pada saat pengajuan IPO.

“Semuanya dimuat dalam laporan terkait sesuai ketentuan dan peraturan terkait, sehingga tidak ada penambahan informasi baru,” ujarnya.

Mengenai free float setelahnya, BREN mengikuti aturan yang tercatat hingga 19 September 2024; Ditegaskan, jumlah saham yang mengambang bebas sebanyak 15,6 miliar saham atau 11,66% melebihi jumlah minimal yang dipersyaratkan. 50 juta saham dan 7,5 persen dari total saham.

“Jumlah saham free float sebanyak 15.694.413.334 atau 11,73% dibandingkan persentase free float berdasarkan prospektus IPO, jumlah tersebut tidak mengalami perubahan signifikan,” ujarnya.

Menurut dia, Perseroan akan terus memantau aturan free float yang ditetapkan Bursa.

Diberitakan sebelumnya, FTSE Russell akan mengecualikan BREN, emiten Prajogo Pangestu, dari indeks FTSE Global Equity Indonesia. FTSE mengumumkan rencana tersebut melalui pengumuman resmi pada Kamis (19/9/2024).

“Indonesia (BR2QH03, tambahan Large Cap) akan dikeluarkan dari seri FTSE Global All Cap Index dan indeks terkait serta indeks FTSE Russell,” tulis FTSE, Jumat, mengutip keterangan resmi. (20/9/2024).

FTSE berdalih BREN tidak mematuhi ketentuan atau aturan free float mengenai jumlah saham yang beredar di pasar reguler sebagaimana diatur dalam aturan konsolidasi pemegang saham tinggi yang ditetapkan FTSE. 

Rencananya BREN akan dikeluarkan dari Russell FTSE Index pada Rabu 25 September 2024. 

Hal ini disebabkan adanya empat pemegang saham yang menguasai total 97% saham beredar di Barito Renewables Energy, tulis FTSE dalam keterangannya. 

Di sisi lain, Produk pelacakan T+5 yang diumumkan hari ini akan mencerminkan penghapusan akhir BREN dari Indeks Russell FTSE. 

Setelah berita ini, Saham BREN anjlok ke level terendah pada pembukaan perdagangan Kamis (19/9), melemah 19,95% ke Rp 8.825 per saham. 

Pada pembukaan perdagangan, 10,42 juta saham BREN diperdagangkan dengan nilai transaksi Rp 92 miliar.  Sedangkan kapitalisasi pasar BREN mencapai level Rp 1.180,66 triliun. 

Berdasarkan data industri RTI, jumlah saham free float BREN hanya mencapai 11,731% pada Agustus 2024. 

Pada saat yang sama, Karena FTSE menguasai 97% dari total saham yang dikeluarkan Barito Renewables Energy, FTSE menilai pemegang saham dan mitranya tidak mematuhi pedoman ‘pembatasan free float’. 

__________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.