Bisnis.com, JAKARTA — Penyedia telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) mengungkapkan layanan satelit low-pass (LEO) milik Elon Musk, Starlink, menolak kerja sama di segmen Business to Consumer (B2C). Menurut Telkom, Starlink akan menawarkan produknya langsung ke pelanggan tanpa perantara.

Direktur Telkom Rais (TLKM) Ririek Adriansyah mengatakan saat ini layanan Starlink terbagi menjadi tiga layanan yaitu business to business, reparasi, dan bisnis. Ririek mengatakan Telkom melalui Telkomsat bekerja pada layanan perbaikan atau perantara saja. 

“Untuk pelaku usaha dan konsumen, kami ingin bekerja sama dengan Starlink, tapi kebijakannya adalah melakukannya sendiri,” kata Ririek di RDP dan DPR, Kamis (30/05/2024). 

Sementara itu, Direktur Layanan Umum dan Internasional Telkom Bogi Witjaksono mengatakan TLKM menjalin kerja sama dengan Starlink dalam penyediaan internet dan bagian dari business to business (B2B).

Bogi mencatat, layanan Starlink berkembang pesat. Pada tahun 2022, ketika Telkom mengumumkan layanan perbaikan untuk mendukung layanan operator seluler, tidak lama kemudian Stalink menyiapkan layanan langsung ke konsumen. 

“Evolusi selanjutnya yang kini diterapkan adalah langsung pada layanan telepon. Opsi ini memungkinkan Starlink mengakses ponsel dalam waktu dekat, meski saat ini hanya tersedia untuk keadaan darurat atau SMS,” kata Bogi. 

Dalam hal layanan pelanggan langsung, Bogi meminta pemerintah hadir sebelum Starlink. Menurutnya, TLKM saat ini secara teknologi belum mampu membatasi kecepatan Starlink. 

“Kalau layanan pelanggan langsung memerlukan kehadiran pemerintah karena secara teknologi kita tidak bisa menghentikannya,” kata Bogi. 

Selain itu, Bogi juga mengkhawatirkan satelit LEO lain yang mulai bermunculan secara melimpah. Menurutnya, dalam waktu dekat akan lebih banyak lagi satelit LEO yang masuk ke Indonesia.

—————–

Harap diperhatikan: laporan ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel