Bisnis.com, Jakarta – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. .
Dalam memo tersebut, belanja modal sebesar Rp 17,5 triliun setara dengan 15,6% total pendapatan perseroan. TLKM menggunakan kandang ini untuk meningkatkan infrastruktur jaringannya dan meningkatkan pengalaman pelanggan.
Manajemen TLKM menulis: “Sebagian besar atau lebih dari 50% dialokasikan untuk mendukung industri konektivitas digital.
TLKM menjelaskan hal ini sejalan dengan strategi FMC karena Telkom mengutamakan optimalisasi nilai gabungan capex di seluruh jaringan, backbone, dan sistem IT untuk kinerja yang lebih baik.
“Sisanya dialokasikan untuk platform digital dan layanan digital,” kata eksekutif tersebut.
Ternyata total pendapatan TLKM IDR sebesar 112,2 triliun 202 miliar atau naik tipis 0,88% dibandingkan periode yang sama seluruh periode Januari hingga September 2024. triliun
Pertumbuhan pendapatan ini didorong oleh kontribusi industri data, internet, dan layanan IT yang meningkat 7,2% year-on-year menjadi Rp 67,9 triliun. EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) perseroan mencapai Rp 56,6 triliun dengan margin EBITDA sebesar 50,5%.
Namun laba bersih TLKM turun menjadi Rp 17,6 triliun pada Januari hingga September 2024. Laba bersih TLKM turun menjadi Rp19,49 triliun pada kuartal yang berakhir September 2023.
Penurunan laba bersih salah satunya disebabkan meningkatnya pos-pos pengeluaran TLKM. Sejumlah pos biaya TLKM akan mengalami kenaikan pada Januari hingga September 2024. Beban tersebut antara lain kenaikan sebesar Rp29,9 triliun atau 3,86%, serta beban penyusutan dan amortisasi sebesar Rp24,25 triliun. 0,70%
Kemudian beban pegawai meningkat 12,66% menjadi Rp13,15 triliun, beban interkoneksi meningkat 10,67% menjadi Rp5 triliun, dan beban umum dan administrasi meningkat 8,94% menjadi Rp4,9 triliun. Di sisi lain, beban penjualan TLKM turun 2,36% menjadi Rp2,5 triliun.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel