Bisnis.com, JAKARTA – Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merekomendasikan pengembalian 40% gaji sebelumnya saat bekerja. Jumlah ini dihitung untuk menjamin penghidupan yang layak bagi para pensiunan.

Saat ini di Indonesia, porsi manfaat pensiun hanya berkisar 10%-15% dari gaji akhir pekerja. Bahkan, angka yang dihitung Asosiasi Dana Pensiun Perusahaan (DPLK) lebih rendah lagi, yakni kurang dari 10%.

Direktur Utama DPLK Syarif Yunus menyatakan, untuk mencapai porsi 40 persen, ada tiga faktor penting besaran manfaat pensiun yang akan diterima peserta.

Jadi ada tiga hal, yaitu jumlah donasi, berapa lama menjadi calon DPLK, dan hasil investasinya. Jadi edukasi dan nasehat menjadi hal terpenting dalam berinvestasi, kata Syarif kepada Bisnis, Senin (14 /10/2024). ).

Sayangnya, tingkat pengembalian investasi atau return on investment (ROI) dana pensiun selama lima tahun terakhir justru mengalami penurunan. ROI adalah ukuran kinerja investasi pensiun. Semakin tinggi ROI yang dicapai, semakin baik kinerja investasi pensiun.

Berdasarkan data Badan Jasa Perekonomian (OJK), ROI dana pensiun pada tahun 2019 hingga tahun 2023 cenderung mengalami penurunan yaitu sebesar 8,51% pada tahun 2019, 8,66% pada tahun 2020, 6,06% pada tahun 2021, 5,55% pada tahun 2025, hingga 6,5% pada tahun 2021. Desember 2023.

Saat ini ROI per Agustus 2024 menunjukkan pertumbuhan yaitu sebesar 4,62%, membaik dibandingkan 4,07% pada Juli 2024 dan 4,56% pada Agustus 2023.

Mengingat jumlah uang yang diperoleh dari investasi merupakan salah satu faktor terpenting yang menjadikannya 40 persen sesuai rekomendasi ILO, Syarif menekankan kemampuan pengelola dana pensiun dalam mengelola investasi dana yang dilakukan peserta.

“Iya, makanya kualifikasi itu penting, apalagi sesuai regulasi, pengelolaan investasi di DPLK tidak bisa diberikan kepada perusahaan lain, artinya harus dikelola sendiri,” kata Syarif.

Sementara itu, Pakar Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi mengatakan jumlah uang yang diperoleh dari investasi pensiun tidak bisa diubah.

Bambang mengatakan “Untuk menjamin sekitar 40% pendapatan akhir bergantung pada dukungan finansial dari pemberi kerja, bukan hanya dari pertumbuhan investasi.”

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel