Bisnis.com, JAKARTA – Penyedia menara informasi, PT Bali Towerindo Sentra Tbk. (BALI) memiliki pendapatan Rp 1,05 triliun pada tahun 2024 berdasarkan rencana penambahan menara.

Pada tahun 2024, BALI akan memiliki pendapatan sebesar Rp1,05 triliun dan peningkatan EBITDA sebesar 67%. Sasaran pendapatan ini sejalan dengan rencana penambahan kurang lebih 100 unit MCP Tower dan tambahan 30.000 unit yang akan melalui jaringan rumah Fiber to the Home dan Fiber to the Building (FTTX). Home broadband adalah jaringan fiber yang melintasi rumah pelanggan.

“Untuk mendukung tujuan dan ekspansi perusahaan, BALI mengalokasikan belanja modal (capex) kurang lebih Rp350 miliar,” kata Jap Owen Ronadhi, CEO BALI, Jumat (14/6/2024).

Hingga kuartal I/2024, BALI mengoperasikan 2.692 menara dan menyewa 2.063 menara. Terpantau penggunaan data pelanggan meningkat hingga 502.807 Mbps. Sementara itu, pelanggan FTTX residensial meningkat menjadi 249.180 unit, pelanggan FTTX residensial juga meningkat menjadi 58.538 unit, serta pelanggan industri dan pemerintahan sebanyak 1.199 unit.

Dari sisi kinerja keuangan, BALI mencatatkan laba bersih sebesar Rp249,77 miliar pada kuartal I/2024, naik 6,50% dari Rp234,51 miliar pada kuartal I/2023. Sedangkan mulai tahun 2020 rata-rata pertumbuhan pendapatan tahunan (CAGR) mencapai 7%.

Terkait EBITDA, perseroan membukukan Rp170 miliar pada kuartal I/2024 sebesar 68%. CAGR EBITDA mulai tahun 2020 sekitar 6%. BALI juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp38,74 miliar dari Maret 2024, turun dari Rp45,88 miliar dari Maret 2023.

Jap Owen Ronadhi mengatakan pada dasarnya BALI mengoperasikan dua segmen usaha yaitu Seluler dan Non Seluler. Bisnis seluler meliputi penyewaan menara, penyewaan transmisi/bandwidth, pengoperasian dan pemeliharaan (O&M) serta tenaga listrik dan cadangan.

Di segmen non-seluler, bisnis perseroan meliputi residensial, korporasi, dan pemerintahan Fiber-to-the-X (FTTX). Produk non-seluler Perseroan dikenal dengan nama Balifiber.

“Di bisnis seluler, perseroan merupakan penyedia menara terbesar di Bali dan penyedia tiang mikro (MCP) pertama di Jakarta,” jelasnya.

Hingga tahun 2023, BALI memiliki divisi instalasi menara komunikasi. Perseroan terus berupaya mengembangkan bisnis jasa telekomunikasi dengan menggunakan infrastruktur dan jaringan transmisi yang ada.

Segmen bisnis Seluler juga menjadi kontributor utama pendapatan Perseroan. Hingga 31 Desember 2023, Perseroan telah membukukan total 2.686 menara dengan jumlah pelanggan sebanyak 2.105 orang. Segmen ini menyumbang pendapatan sebesar Rp560,04 miliar atau 58,63% terhadap total pendapatan usaha Perseroan pada tahun 2023.

Sedangkan segmen non seluler menguasai 41,37% atau Rp 395,22 miliar. Jumlah unit yang melintas di gedung tersebut ditargetkan bertambah menjadi 246.288 unit dan jumlah pelanggan residensial menjadi 55.687 pelanggan pada tahun 2023.

Pada tahun 2023, BALI menghasilkan pendapatan operasional konsolidasi sebesar Rp955,26 miliar dan laba tahunan sebesar Rp150,502 miliar.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel