Bisnis.com, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani telah menyediakan anggaran subsidi dan subsidi energi senilai 394,3 triliun dolar dalam RUU Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.

Subsidi dan tunjangan energi sebesar 394,3 triliun dan subsidi nonenergi sebesar 131,3 triliun, kata Pak Mulyani saat konferensi pers RAPBN 2025, Jumat (16/8/2024).

Anggaran meningkat sebesar 17,8% untuk bahan bakar minyak, listrik, LPG 3kg dan tunjangan harga bahan bakar (perlite) dan listrik pada tahun pertama pemerintahan Presiden terpilih 2024 -2029 Prabowo Subianto dibandingkan anggarannya. Pembiayaan dalam APBN 2024 sebesar 334,8 triliun.

Rinciannya, anggaran energi sebesar 394,3 triliun yang berjumlah 114,31 triliun riyal dan subsidi jenis BBM (subsidi solar) dan biaya bersama tabung elpiji 3 kg. Subsidi listrik sebesar 90,22 triliun.

Anggaran subsidi BBM jenis tertentu dan tabung elpiji 3 kg pada tahun depan lebih tinggi 2% dibandingkan perkiraan tahun 2024 yang sebesar 112,03 triliun.

Sementara itu, anggaran subsidi listrik pada RAPBN tahun 2025 meningkat sebesar 11,8% dibandingkan perkiraan tahun 2024 sebesar 80,72 triliun dolar. Jika dilihat pada Nota Keuangan Jilid II dengan RAPBN 2025, peningkatan anggaran subsidi listrik didorong oleh kenaikan Harga Penyediaan Tenaga Listrik (BPP) serta peningkatan jumlah hibah. listrik.

Banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan BPP ketenagalistrikan, antara lain depresiasi nilai tukar rupee terhadap dolar AS, peningkatan penggunaan bahan bakar biomassa untuk pembakaran PLTU, dan peningkatan bauran energi untuk penyediaan listrik. Khususnya pada daerah 3T (tertinggal, marginal dan eksternal).

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel