Bisnis, JAKARTA – Emiten farmasi grup BUMN, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) akan melakukan audit komprehensif terhadap dugaan pelanggaran data pelaporan keuangan pada anak usahanya PT Kimia Farma Apotek (KFA) yang menyebabkan kinerja KAEF negatif.

David Utama, Chief Executive Officer Kimia Farma, menjelaskan, dalam proses audit internal, manajemen KAEF menemukan dugaan pelanggaran integritas penyediaan data laporan keuangan pada anak perusahaannya, PT Kimia Farma Apotek (KFA). . 

Selain itu, terdapat pelanggaran integritas pelaporan data pelaporan keuangan selama tahun 2021-2022 sehingga menimbulkan dugaan rekayasa keuangan.

“Hal ini berdampak pada pendapatan, harga pokok penjualan [COGS], dan beban usaha yang berkontribusi signifikan terhadap kerugian di tahun 2023. Pertumbuhan beban usaha di tahun 2023 juga meningkat terutama di KFA, hal yang tidak terjadi pada tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya. informasi yang terekam pada Sabtu (15/6/2024).

Selanjutnya KAEF bersama Kementerian BUMN dan PT Bio Farma (Persero) melakukan pembenahan terhadap KFA. Manajemen KAEF saat ini sedang menyelidiki dugaan tersebut melalui audit investigasi yang dilakukan oleh pihak independen.

KAEF akan menyampaikan hasil audit investigasi yang dilakukan atas tuduhan tersebut kepada pemegang saham dan otoritas pasar modal. Hal ini bertujuan untuk mendukung transparansi dan akuntabilitas kepada pemegang saham dan masyarakat.

“Manajemen KAEF tidak akan memberikan toleransi terhadap bukti dugaan pelanggaran tersebut dan akan mengambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang terlibat,” imbuhnya.

Manajemen KAEF juga menegaskan bahwa Laporan Keuangan KAEF tahun 2023 mencerminkan kondisi perusahaan saat ini dan hasil perbaikan yang dilakukan manajemen KAEF.

Sementara itu, KAEF telah menyampaikan Laporan Keuangan Konsolidasian KAEF dan anak perusahaan tahun 2023 yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik dengan pendapat kewajaran kecuali pengecualian, kepada pemegang saham dan otoritas pasar modal yaitu Bursa Efek Indonesia (EIB) dan Otoritas Jasa Keuangan. (OJK). ) 1 Juni 2024. 

Di sisi lain, KAEF berhasil meningkatkan penjualannya sebesar 7,93% menjadi Rp 9,96 miliar pada tahun 2023 dibandingkan Rp 9,23 miliar pada tahun 2022. Perusahaan juga kemungkinan akan mengurangi liabilitasnya pada tahun 2023. Hal ini menunjukkan fundamental bisnis KAEF masih kuat.

Namun KAEF mencatatkan kerugian lebih besar yakni Rp 1,48 miliar pada FY2023. Kerugian ini lebih besar 6,82 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, dimana KAEF mencatatkan kerugian sebesar Rp 190 miliar pada tahun 2022 saja.

Kerugian tersebut terutama disebabkan oleh tiga faktor, antara lain inefisiensi operasional yang salah satunya adalah tidak memadainya kapasitas di 10 pabrik yang dimilikinya untuk memenuhi kebutuhan bisnis Perseroan. 

Sebagai langkah peningkatan efisiensi, KAEF juga berencana mengoptimalkan fasilitas manufakturnya dengan melakukan restrukturisasi 10 pabrik menjadi 5 pabrik.

Kedua, COGS tahun 2023 sebesar Rp 6,86 miliar, meningkat 25,83% YoY (YoY). Kenaikan COGS sebesar 25,83% masih lebih tinggi dibandingkan kenaikan penjualan yang hanya sebesar 7,93%. 

Peningkatan COGS disebabkan oleh portofolio produk yang tidak ideal sesuai perencanaan awal, dinamika harga bahan baku dan tren obat untuk kebutuhan terapeutik yang berbeda, sehingga mengakibatkan penurunan penjualan.

Ketiga, biaya keuangan akan meningkat sebesar 18,49% (year-on-year) menjadi Rp622,82 miliar pada tahun 2023, seiring dengan kebutuhan modal kerja perseroan dan kenaikan suku bunga. Ke depan, KAEF akan melakukan restrukturisasi keuangan untuk meringankan beban keuangannya.

“Manajemen berkomitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) sesuai dengan instruksi pemegang saham. Sistem pengendalian internal dan audit independen merupakan bentuk komitmen manajemen untuk menyediakan informasi akuntansi dan tidak menyembunyikan informasi atau fakta yang relevan.”

KAEF meyakini perbaikan internal transparan yang dilakukan manajemen akan menjadi kebaikan utama perusahaan di masa depan. Didukung oleh pasar farmasi yang masih berkembang, KAEF mengklaim berada di jalur yang tepat menuju profitabilitas dan pertumbuhan berkelanjutan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel