Bisnis.com, Jakarta – BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) mengungkapkan strateginya untuk memperluas basis investornya, khususnya investor ritel. Hal ini sejalan dengan transaksi harian yang ditargetkan mencapai Rp 200 miliar.

Berdasarkan data statistik Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), total aset di pasar modal pada April 2024 terus mencapai Rp8,096 triliun, di tengah perbaikan pasar modal pada tahun ini.  

Pada segmen ini, investor institusi memiliki aset sebesar 83,47% dan sisanya 16,53% dimiliki oleh investor individu. Sementara dari sisi jumlah investor, pada April KSEI melaporkan sebanyak 12,78 juta SID.

Laksono Widodo, Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas mengatakan, BRIDS berupaya mendorong basis investor pada tahun 2024 dengan memperkuat peran pasar masing-masing cabang, mengoptimalkan program promosi dan pemasaran untuk membuka RDN baru, meningkatkan sinergi dengan BRI. kelompok.

BRIDS menargetkan pertumbuhan pelanggan ritel sebesar 30% year-on-year [yoy] dengan nilai transaksi harian Rp 200 miliar,” Laksono mengutip Bisnis, Selasa (28/5/2024).

Selain itu, Laxono mengatakan kualitas merupakan faktor terpenting dalam menarik investor, sehingga jumlah properti diperkirakan akan meningkat pesat seiring dengan banyaknya investor.

“Bagi investor institusi, peningkatan kualitas layanan seperti penguatan sistem riset dan produk tetap menjadi fokus utama BRIDS sebagai mitra terpercaya untuk berinvestasi di pasar modal sehingga dapat menjadi katalis pertumbuhan manfaat bagi investor institusi di bidang pasar modal. 2024.” dia berkata.

Di sisi lain, sentimen eksternal akan menyebabkan koreksi di pasar modal pada tahun 2024. Bloomberg mencatat, pasar saham membaik hingga perdagangan terakhir Senin (27/5).

Hal ini tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berada di zona merah, melemah 1,33% sepanjang tahun ini.  Sementara itu, kinerja pasar surat utang yang tercermin pada Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia (ICBI) meningkat sebesar 1,45% pada periode yang sama. 

Antisipasi investor global terhadap penurunan suku bunga AS telah memicu aliran uang ke aset-aset berisiko, termasuk negara-negara berkembang seperti Indonesia, kata Laxono. Sejauh ini bank sentral AS, The Fed, masih mempertahankan suku bunga pada kisaran 5,25%-5,5%.

Sementara itu, kinerja perekonomian beberapa sektor unggulan seperti perbankan dan telekomunikasi pada IHSG triwulan IV 2023 melebihi estimasi analis sehingga menimbulkan optimisme terhadap perkiraan laba dan target harga saham tahun 2024.

Sementara sisi negatifnya, tekanan geopolitik masih terus membebani prospek pertumbuhan ekonomi global dan domestik, tutupnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel