Bisnis.com, JAKARTA – PT Adira Dinamika Multi Finans, Tbk. (ADMF) atau Adira Finance merespons rencana pemerintah menaikkan pajak pertambahan nilai (TVA) dari 11% menjadi 12% pada tahun depan. 

Silvanus Ghani, Direktur Keuangan Adira Finance, menilai kenaikan pajak pertambahan nilai bisa berdampak pada kenaikan harga mobil. 

Ghani mengatakan kepada Bisnis pada Selasa, 19/11/2024: “Kenaikan harga mobil dapat menghambat pemulihan pembelian konsumen, terutama di kelas menengah.” 

Oleh karena itu, Ghani mengatakan pendistribusian kendaraan perseroan kemungkinan akan terdampak dengan kenaikan pajak pertambahan nilai, khususnya pada segmen otomotif. Mengingat sebagian besar pendapatan perusahaan (70%) adalah pembiayaan mobil. Sekali lagi, bagian yang diberikan adalah bagian tengah. 

Meski demikian, Adira Finance meyakini dampaknya terhadap total pendapatan tidak akan signifikan. Selain itu, Ghani melihat kemungkinan adanya tambahan biaya non-pegawai akibat kenaikan pajak pertambahan nilai, seperti biaya iklan dan komisi. 

Namun, sejauh mana dampak kenaikan harga tersebut belum dapat ditentukan dan saat ini sedang diselidiki.

Untuk menanggulangi dampak kenaikan pajak pertambahan nilai, Ghani mengatakan pihaknya akan melanjutkan program perbaikan harga yang dicanangkan tahun lalu agar kenaikan harga lebih efisien dan efektif. Menghadapi tahun 2025, Adira Finance akan terus menerapkan berbagai strategi untuk meningkatkan kinerja bisnis di tengah tantangan persaingan yang terus meningkat dan penurunan produktivitas industri otomotif dan makro ekonomi. 

Pertama, terus kembangkan bisnis Anda dengan memilih wilayah yang memiliki potensi tinggi. Kedua, terus mengembangkan usaha non-otomotif sebagai produk serba guna. Ketiga, mempererat kerjasama dengan tim untuk meningkatkan pelanggan. 

“Untuk itu, terus tingkatkan jumlah pelanggan dengan rencana perbaikan struktur harga melalui pengiriman yang lebih baik dan peningkatan efisiensi,” kata Ghani.

Hingga kuartal III 2024, Adira Finance mencatatkan utang sebesar Rp 56,6 juta. Indikator ini meningkat sebesar 7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Pembiayaan korporasi menyumbang 48% dari utang yang dikelola. Terkait pendanaan baru, perseroan menurunkan Rp 27,8 juta setiap tahunnya (tahun/tahun) hingga September 2024. 

Penurunan tersebut terjadi seiring terpuruknya industri otomotif seiring dengan perlambatan industri. Sedangkan pada September 2024, penjualan mobil baru turun 12% menjadi 657.000. Sementara itu, pickup baru naik 5% menjadi 4,7 juta.

Namun kenaikan pembiayaan kendaraan Adira Finance kurang dari Rp 6,8 juta, dimana berkontribusi terhadap pembiayaan banyak proyek dengan peningkatan sebesar 18%.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Jaringan WA