Bisnis.com, JAKARTA – Kekuatan stimulus China berangsur-angsur berkurang setelah harga komoditas diperkirakan naik pada bulan ini. Penyebabnya adalah belum adanya stimulus moneter baru yang diumumkan Kementerian Keuangan China pada Sabtu (10/12/2024).

Dalam penjelasan yang diawasi ketat pada akhir pekan lalu, Kementerian Keuangan menjanjikan lebih banyak dukungan bagi sektor properti yang sedang lesu, pemerintah daerah yang berhutang banyak dan mengisyaratkan peningkatan utang publik.

Namun, langkah-langkah tersebut tidak disertai dengan proposal belanja yang spesifik, yang diperkirakan investor dapat mencapai 2 triliun yuan atau sekitar 283 miliar dolar AS.