Bisnis.com, JAKARTA – SpaceX menjual perangkat mini Starlink di Eropa dengan harga lebih murah dibandingkan di Amerika Serikat. Elon Musk mengendalikan harga dengan melihat jumlah pengguna Starlink di setiap wilayah. 

Jika kepadatan pengguna di wilayah tersebut cukup tinggi, maka harga Elon Musk akan relatif mahal. Sementara itu, harga yang ditawarkan lebih murah untuk kawasan sepi. 

Elon Musk menjual antena Starlink kecil di Prancis seharga $368 atau Rp 6 juta, sedangkan versi yang sama dijual seharga Rs 9,7 juta di AS.

Selain itu, PCMag melaporkan bahwa SpaceX juga mengenakan biaya layanan internet bulanan yang lebih rendah daripada pelanggan Eropa, yaitu $43 untuk data 50GB atau $64 untuk layanan data tak terbatas. 

Namun di AS, pelanggan harus membayar $50 untuk data 50GB atau $150 per bulan untuk paket tak terbatas. 

SpaceX mengatakan perbandingan harga ini dilakukan karena permintaan di AS lebih tinggi dibandingkan di Eropa. Celah ini diperlukan untuk mencegah pelanggan AS membebani jaringan Starlink negara tersebut secara berlebihan.

“Di wilayah dengan penggunaan tinggi seperti Amerika Serikat, di mana Starlink Mini memiliki permintaan jaringan satelit yang lebih tinggi, kami menawarkan Starlink Mini Kit dengan harga lebih tinggi,” tulis perusahaan di situs resminya, Jumat (26/7/2024). .

SpaceX diyakini memiliki kapasitas jaringan yang cukup untuk menjual layanannya dengan harga pantas di Eropa. Namun, perangkat ini tidak tersedia di semua negara di benua ini. 

Misalnya, situs resmi Starlink belum memulai penjualan di Inggris, Swiss, dan Polandia. 

Sementara itu, harga perangkat Starlink paling murah ada di Amerika Latin. 

SpaceX menjual parabola Starlink seharga $200 dan biaya berlangganan bulanan sebesar $84 untuk ruang angkasa.

Di Indonesia, harga perangkat Starlink standar kini Rp 5,9 juta, dengan paket termurah dibanderol Rp 750.000 per bulan. Harga peralatan di Indonesia tidak berbeda dengan peralatan di Eropa.

Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan WA Channel