Bisnis.com, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulani Andrawati mengatakan pemerintah berhasil melaksanakan konsolidasi fiskal setahun lebih cepat dari perkiraan awal pasca pandemi Covid-19.
Sri Mulani mengungkapkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) meningkat hingga 6,1% PDB akibat pandemi Covid-19. Defisit tersebut lebih tinggi dari batas 3% PDB yang ditetapkan UU Keuangan Negara.
Ia menambahkan, situasi krisis akibat pandemi membuat APBN harus bekerja sangat keras pada periode 2020 hingga 2021.
Di sisi lain, Sri Mulani mengatakan pemerintah berhasil memulihkan perekonomian Indonesia sekaligus mampu memulihkan kesehatan APBN.
Integrasi keuangan di Indonesia bahkan lebih cepat dibandingkan dengan banyak negara G20 dan ASEAN.
“APBN atau konsolidasi fiskal dalam dua tahun, satu tahun lebih cepat dari perkiraan awal, merupakan yang tercepat di sebagian besar negara di dunia, termasuk G20 dan Asia dan mengakibatkan defisit APBN jauh di bawah 3% PDB dalam waktu kurang dari 3 tahun,” ujarnya. ungkapnya dalam rapat paripurna DPR RI, Kamis (4/7/2024).
Lebih lanjut, Sri Mulani menyampaikan perekonomian Indonesia telah tumbuh dari kontraksi 2,07% pada tahun 2020 menjadi positif 3,7% pada tahun 2021 dan terus tumbuh sebesar 5,3% pada tahun 2022.
Lebih lanjut, dia menjelaskan kinerja fiskal yang baik juga tercermin dari tarif pajak yang terjaga pada level dua digit yakni 10,31% terhadap PDB.
“Saldo primer mengalami surplus sebesar 0,46% PDB yang merupakan surplus pertama sejak tahun 2012, defisit fiskal semakin terkendali di kisaran 1,62% PDB [tahun 2023],” jelasnya.
Ia menambahkan, rasio utang secara bertahap menurun menjadi sekitar 39,2% PDB.
“Dengan kepemimpinan APBN yang sehat dan kredibel, pemerintah terus berupaya menjaga momentum pertumbuhan sekaligus mendorong reformasi struktural agar berjalan baik,” kata Sri Mulani.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel