Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengingatkan penerimaan negara akhir tahun dari pajak, retribusi, dan cukai tidak akan bisa menyamai tahun 2024. tujuan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Menurut Sri Mulyani, total penerimaan masih akan tumbuh sebesar 0,4% (year-on-year), meski penerimaan pajak, bea, dan cukai masih jauh dari target.
“Prospek penerimaan negara dari sisi pajak mencapai 96,6% PDB, turun 2,9% [yyyy]. Artinya perekonomian negara masih cukup tertopang dengan baik meski tekanan dari beberapa komoditas cukup tinggi,” jelasnya. Banggar dalam rapat kerja dengan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia, Senin (8 Juli 2024).
Berdasarkan pemaparan Sri Mulyani, penerimaan pajak akan mencapai Rp1.921,9 triliun pada akhir tahun, atau Rp66,9 triliun di bawah target yang sebesar Rp1.988,9 triliun.
Lanjutnya, selain penerimaan bea dan cukai, penerimaan lainnya juga tidak akan mencapai target. Perkiraan akhir tahun sebesar Rp 296,5 triliun atau Rp 24,5 triliun di bawah target sebesar Rp 321 triliun.
Hingga semester I/2024, penerimaan pajak mencapai Rp893,8 triliun, dan pajak bea dan cukai mencapai Rp134,2 triliun.
Sri Mulyani menegaskan, di bidang perpajakan, pemerintah akan terus menyempurnakan kebijakan regulasi dan kepatuhan terhadap Undang-Undang Harmonisasi Perpajakan (THA).
Dari sisi penerimaan bea dan cukai ke depan akan diturunkan ke kelompok rokok yang lebih murah. Pemerintah juga akan terus mengawal pemberantasan rokok ilegal melalui penindakan.
“Harga bahan baku CPO masih akan mempengaruhi operasional kepabeanan. Dengan demikian, totalnya pada tahun ini mencapai Rp296,5 triliun atau 92,4% dari target APBN, lebih tinggi 3,5% dibandingkan tahun lalu,” jelasnya.
Namun kekurangan penerimaan pajak akan ditutupi oleh penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan penerimaan hibah.
Saat ini aliran iuran yang masuk akan menjadi yang tertinggi karena adanya pilkada yang sedang berlangsung. Sri Mulyani mengatakan, jika KPU mendapat subsidi dari daerah, maka dana hibah sebesar Rp34,9 triliun akan dialokasikan untuk Pilkada.
“PNBP Rp549,1 triliun atau lebih dari 111,6 persen,” ujarnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel