Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis merek mewah Louis Vuitton Moet Hennessy (LVMH) milik orang terkaya ketiga di dunia, Bernard Arnault, berhasil mengungguli kedua mitranya, Richemont. 

LVMH adalah konglomerat mewah terbesar di dunia.  Sebagai pemilik merek seperti Louis Vuitton, Moët & Chandon, dan Bulgari. Perusahaan asal Prancis ini identik dengan kemewahan dan menghasilkan banyak uang dari bisnisnya, terbukti dengan posisi CEO Bernard Arnault sebagai orang terkaya ketiga di dunia.  

Namun, ada satu lagi perusahaan yang mampu mengalahkan kinerja LVMH, yang namanya mungkin tak kalah bagus dari rivalnya Richemont.

Konglomerat Swiss Richemont, yang berada di balik merek-merek seperti Cartier, Van Cleef & Arpels dan Piaget, sedang menikmati momennya.

Menurut Business Insider, saham Richemont telah meningkat lebih dari 20% sejak awal tahun, melampaui LVMH dan Kering, yang menjual merek seperti Gucci dan Saint Laurent. Ini yang terbaik bagi investor yang berusaha memastikan barang-barang mewah di Eropa tidak lolos, terutama di Tiongkok. Foto di belakang Richemont

Di belakang perusahaan yang terkait dengan Richemont adalah Johann Peter Rupert, seorang miliarder asal Afrika Selatan dengan pendapatan $11,8 miliar atau sekitar Rp. 

Pria kelahiran 1 Juni 1950 ini besar di Stellenbosch, Afrika Selatan dan belajar bisnis dan hukum di Paul Roos Gymnasium dan University of Stellenbosch. 

Setelah lulus, ia mulai mencari karir di bidang bisnis, dan kemudian mendirikan Rand Merchant Bank pada tahun 1979, ketika ia kembali ke Afrika Selatan setelah bekerja dan belajar di New York selama lima tahun. Beliau menjabat sebagai Direktur Eksekutif dan kemudian menjadi Direktur Non-Eksekutif.   

Pada tahun 1985 ia diangkat sebagai ketua Rembrandt Group Ltd, perusahaan tembakau dan alkohol milik ayahnya yang didirikan pada tahun 1940-an. 

Selain itu, pada tahun 1988 ia memperluas sayap bisnisnya dengan mendirikan Richemont, dan diangkat sebagai CEO Richemont SA dan direktur Compagnie Financière Richemont AG.  

Pada tahun 2002 ia diangkat sebagai Presiden dan CEO Compagnie Financière Richemont SA.

Selain mempunyai pengaruh besar setelah Richemont, Rupert juga mempunyai peran penting di Vodacom, sebuah grup yang berspesialisasi dalam komunikasi seluler di Afrika. Ia juga berperan penting dalam mendirikan Tracker Network (Pty) Ltd, yang berspesialisasi dalam pemulihan mobil.

Namun, pada tahun 2005 Rupert menjual Vodacom ke Vodafone seharga 21 miliar rand Afrika atau sekitar Rp 19,17 triliun melalui restrukturisasi VenFin Limited.  

Pada tahun 2006 ia terpilih sebagai presiden Peace Parks Foundation dan juga menerima gelar Doktor Kehormatan di bidang Ekonomi dari Nelson Mandela Metropolitan University pada tahun 2008.

Pada awal tahun 2009 ia diangkat sebagai “Komandan” “Ordre National de la Légion d’Honneur” Prancis oleh Presiden Prancis. Ia kemudian menjadi anggota Komite Penasihat Dana Anak Nelson Mandela sejak didirikan.   

Sebagai anggota pendiri Small Business Development Corporation pada tahun 1979, saat ini ia menjabat sebagai ketua organisasi yang berganti nama menjadi Business Partners Ltd. dan pada tahun 2009 ia diangkat menjadi Rektor Universitas Stellenbosch tempat ia belajar sebelumnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel