Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperina) meyakini usulan penghentian sementara atau pembekuan izin proyek baru peleburan nikel dengan teknologi elektroplating Rotary Kline Electric Furnace (RKEF) dapat mendorong investasi yang lebih berkelanjutan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwan Kartasasmita mengatakan kebijakan moratorium smelter nikel RKEF diterapkan mengingat kondisi deposit nikel kadar tinggi untuk produksi besi paduan nikel (NPI).
“Secara fundamental, kami dari Kementerian Perindustrian juga dapat memahami usulan Kementerian ESDM untuk melakukan moratorium guna memastikan investasi mereka dapat berkelanjutan lebih lama,” kata Agus saat Rapat DPR RI, Senin (26/8/2024). .
Dia menjelaskan, awalnya penghentian sementara smelter RKEF merupakan kebijakan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif yang menginginkan pendirian atau investasi di smelter nikel RKEF dihentikan.
Namun, Agus kini menunggu keputusan Menteri ESDM baru Bahlil Lahadaya untuk dilanjutkan. Dalam hal ini, ia juga meyakini industri peleburan nikel di Indonesia sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan lokal, khususnya dalam membangun ekosistem kendaraan listrik.
“Tetapi nanti Anda tanyakan saja kepada Menteri ESDM yang baru, apakah kebijakan Pak Arifin masih akan dilaksanakan?” katanya.
Di sisi lain, Plt. CEO Ilmate Putu Yulia Ardika mengatakan penghentian sementara pabrik nikel RKEF tidak mempengaruhi penghentian investasi baru saat ini. Sebab, aturan moratorium belum diumumkan ke publik.
“[Investasi di smelter nikel HPAL] semuanya [RKEF], ada yang sedang pengerjaan. Jadi sekarang ini ada yang diproduksi dan dibangun untuk produksi. Kalau dalam moratorium, kita lihat kerangka regulasinya, biasanya dalam moratorium jika peraturan tertinggi sudah ada, ”pungkasnya.
Namun, dia belum bisa memberikan keterangan mengenai izin pembangunan pabrik baru yang saat ini sedang dalam peninjauan tersebut.
Menurut Business Records, pemerintah berencana untuk membekukan investasi baru di pabrik peleburan nikel RKEF Technologies, yang merupakan jalur pengolahan nikel kelas atas. Sedangkan pengolahan dengan teknologi RKEF biasanya menghasilkan produk daur ulang nikel sekunder berupa NPI dan feronikel (FeNi) yang kemudian digunakan untuk membuat baja tahan karat.
Pembahasan penutupan smelter RKEF ini muncul karena smelter penghasil NPI sudah mubazir. Moratorium ini dipandang sebagai kunci untuk mengurangi penggunaan sumber daya bijih nikel (saprolit) bermutu tinggi yang semakin menipis.
Berdasarkan data Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral dan Batubara Nasional tahun 2023, total bijih nikel Indonesia saat ini sekitar 18,55 miliar ton dan logam nikel 184,60 juta ton.
Dari sisi cadangan, total cadangan bijih nikel Indonesia masih 5,32 miliar ton, dan cadangan logam nikel 56,11 juta ton.
Dengan mempertimbangkan volume sumber daya dan cadangan tersebut, menurut data Kementerian ESDM, umur cadangan nikel saprolit adalah 13 tahun dan cadangan nikel limonit (kualitas rendah) – 33 tahun.
Penghentian smelter RKEF juga mendorong produk antara yang belum tersedia di dalam negeri, yakni fasilitas pemurnian untuk menghasilkan campuran hidroksida endapan (MHP), aglomerat, lapisan elektroda, dan gipsum.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel