Bisnis.com, Jakarta – PT Oman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) melalui anak usahanya PT Amman Minerals Nusa Tenggara (AMNT) memberikan update perkembangan penyelesaian smelter.

Direktur Utama Oman Minerals Nusa Tenggara Richmat Makassau menjelaskan, smelter tersebut diharapkan bisa beroperasi pada akhir Agustus atau awal September tahun ini. Pabrik peleburan tersebut tidak akan mencapai kapasitas produksi awalnya sebesar 900.000 ton hingga bulan Desember.

“Sebentar lagi kami akan mencapai produksi penuh,” kata Rachmat Business, Rabu (10/7/2024) saat berkunjung ke Indonesia.

Ia mengatakan, pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 900.000 tpa, katoda 220.000 tpa, dan asam sulfat 830.000 tpa.

“Kita penyesuaian. Jadi Desember nanti pembangkitnya mungkin tidak mencapai 900.000 ktpa. Kapasitas terpasang penuh Januari 2025,” kata Richmat.

Lebih lanjut dia mengatakan, jika EMMN gagal memproduksi tembaga untuk meningkatkan kapasitas pabrik, maka EMMN akan mengimpor tembaga dari luar negeri.

Richmat menjelaskan pembangunan smelter ini membutuhkan investasi sebesar 1,1 miliar dolar AS.

Pada akhir Mei lalu, Richmat mengatakan proyek smelter tembaga tersebut sudah memasuki tahap commissioning. Menurut Richmat, dimulainya tahap commissioning menjadi bukti bahwa pembangunan fisik smelter tembaga EMMN berjalan sesuai rencana.

Rachmat juga menjelaskan, PT Amman Mineral Industry (AMIN) juga telah berhasil menyelesaikan instalasi pengolahan air desalinasi dan mineralisasi (DDW) baru yang menggunakan teknologi membran reverse osmosis air laut untuk memenuhi kebutuhan air limbah

Sebelumnya, EMMN juga menjelaskan total belanja modal hingga kuartal I 2024 sebesar 420 juta dolar. Capaian tersebut meningkat 104% dibandingkan triwulan I tahun 2023. Salah satu penyebab kenaikan belanja modal ini adalah rencana perluasan smelter.

Pada kuartal pertama tahun 2024, AMMN melaporkan pengeluaran belanja modal sebesar $123 juta untuk pabrik peleburan tersebut. Belanja modal AMMN meliputi belanja modal sebesar US$67 juta, PLT gas dan uap, fasilitas LNG, serta fasilitas transmisi dan distribusi sebesar US$59 juta, perluasan pabrik pengayaan sebesar US$138 juta, dan infrastruktur pendukung sebesar US$32 juta.

EMMN juga menyampaikan target produksi pada tahun 2024 tidak mengalami perubahan. AMMN memperkirakan akan memproduksi 833.000 metrik ton kering konsentrat yang mengandung 456 juta pon tembaga dan sekitar 1.009.000 inci emas.

_______

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel