Bisnis.com, Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) belum menerima permohonan perpanjangan kontrak blok Moria yang dioperasikan oleh Saka Energy Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN. 

Sementara perjanjian blok gas yang merupakan bagian dari portofolio perusahaan gas pelat merah itu akan berakhir pada Desember 2026. 

“Sejauh ini SKK Megas belum menerima tawaran perpanjangan kontrak WK Moria,” kata Kepala Bidang Strategi dan Komunikasi SKK Megas Hudi Suryodipuru, Kamis (27/06/2024). 

Saat ini Saka Energy mencatat produksi gas mentah sekitar 8 miliar meter kubik per energi (bscf/bscf) dari reservoir Blok Maurya. 

Perseroan berkomitmen mempertahankan produksi gas secara berkesinambungan dengan aliran dataran tinggi sekitar 9 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) hingga kontrak ditutup. 

“Pengembang KKS WK Maurya telah menyampaikan laporan terkini sumber daya dan cadangan kepada pemerintah pada akhir triwulan I tahun 2024,” kata Hudi.

Diberitakan sebelumnya, Plt Sekretaris Perusahaan PGN Sosiani Norlolandri mengatakan perseroan masih melakukan evaluasi potensi gas di lapangan Moria WK, Kepodang untuk perpanjangan kontrak.

“Saat ini kami sedang dalam proses evaluasi dan peninjauan terhadap opsi-opsi yang ada dan masih dalam proses,” kata Susi saat dikonfirmasi, Kamis (27/06/2024).  

Stadion Kepodang terletak 75 km dari pantai Rembang dan 150 km dari pantai Semarang. 

Saka Energy menggandeng anak usaha PGN lainnya yaitu PT Kalimantan Java Gas (KJG) yang mengelola pipa distribusi dari Lapangan Kepodang yang semula menuju pembangkit listrik Tambacolorok dan kini berlokasi di Gresik-Semarang (Grisom) dialihkan ke sistem perpipaan, Ngagel SPBG. dan SPBG Kaligawe. 

Saka Energy awalnya memegang 20% ​​kepemilikan ekuitas (PI) dan 80% dimiliki oleh Petronas, operator Moria WK.  

Pada tahun 2019, Petronas menyatakan keadaan Force Majeure karena dianggap lapangan Capodang di WK Moria tidak lagi dapat menghasilkan nilai keekonomian yang minimal.  

Sejak saat itu, negara melalui SKK Megas sedang melakukan proses pengalihan operator kepada mitra di WK Moria, bernama Saka Energy. Pada bulan Mei 2020, operator WK Moria diubah menjadi 100% kendali atas Saka Energy setelah sekitar tujuh bulan melakukan perjanjian panas. 

Sejak peralihan operator dari Petronas, Saka Energy telah menerapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan efisiensi sehingga dapat berproduksi di lapangan Capodang dengan pengurangan maksimal 50% dibandingkan periode menjadi operator Petronas.  

Hingga saat ini, keberlangsungan operasional di Lapangan WK Moriah Kepodang telah berhasil dipertahankan dan optimalisasi akan terus dilakukan hingga berakhirnya kontrak pekerjaan pada akhir Desember 2026. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel