Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank digital seperti Superbank PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) dan PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO), terus memperkuat manajemen internal dan keamanan sistem TI dalam menghadapi berbagai pelanggaran siber.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan OJK Wilayah I Jabodebek dan Banten Roberto Akyuwen mengatakan, dulu serangan ransomware hanya bertujuan untuk mendapatkan uang tebusan, di mana setelah membayar, permasalahannya selesai. Namun, saat ini penjahat dunia maya dapat mengganggu sistem perbankan secara tidak terduga.  

“Ada yang hanya sekedar iseng dan ada pula yang tergolong kejahatan berat demi keuntungan finansial. Keuntungan tersebut digunakan untuk berbagai keperluan, seperti keuntungan pribadi untuk pendanaan politik,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Rabu (10/7/2024). .

Terkait hal tersebut, Direktur Superbank Rais Tigor M. Siahaan menyatakan perseroan terus memperkuat manajemen internal dan TI dengan menggunakan teknologi modern dan melakukan pemeriksaan keamanan secara berkala. 

“Kami juga meningkatkan kemampuan tim keamanan siber melalui pelatihan dan kerja sama dengan pakar industri,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (18/7/2024).

Selain itu, Tigor mengatakan, sebagai bagian dari misi Superbank untuk menjaga keamanan data nasabah pada tingkat tertinggi, perseroan menerapkan sistem manajemen keamanan informasi yang memenuhi standar internasional dan sertifikasi ISO 27001. 

Perlindungan ini dilengkapi dengan fitur keamanan canggih lainnya seperti penggunaan PIN dan login biometrik pada aplikasi Superbank, ujarnya.

Tigor mengatakan, kejahatan siber merupakan permasalahan yang dihadapi semua sektor, termasuk perbankan. Namun, dengan dukungan pemegang saham yang kuat dan andal seperti Grab, Emtek, Singtel dan KakaoBank, yang merupakan pemimpin industri di sektor teknologi, keuangan, dan media, Superbank memiliki modal pengetahuan, kapasitas, teknologi, dan bakat yang besar untuk melindungi data nasabah. . dan tabungan.

“Melalui pendekatan proaktif ini, kami berkomitmen untuk terus meningkatkan sistem pengawasan dan keamanan untuk melawan ancaman yang terus berkembang,” kata Tigor.

Pada saat yang sama, Bank Raya dalam rangka menjaga keamanan layanan digital dan mengurangi risiko siber terus memperkuat kapabilitas TI serta meningkatkan manajemen risiko dan manajemen internal.

“Dari sisi IT, Benki Raya berupaya meningkatkan proses identifikasi, perlindungan, deteksi, penanganan dan penanganan potensi risiko siber,” ujar Direktur Manajemen Risiko Bisnis, Kepatuhan, dan Sumber Daya Manusia Benki Raya Danar Widyantoro kepada Bisnis Kemis. (18/7/2024).

Sementara dari sisi kredensial misalnya, selain pembenahan pengelolaan aset TI yang ada, Benki Raya juga melakukan pembenahan pengelolaan kebijakan khususnya terkait operasional TI. 

Danar menambahkan, Benki Raya juga memiliki ketentuan internal tentang Perlindungan Pengguna dan Perlindungan Data Pribadi sebagai bagian dari pemenuhan tata kelola dan pengurangan risiko operasional melalui kebocoran data pelanggan. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel